Ramdani berusaha menormalkan sikapnya. Pelan-pelan dia menginjak pedal gas. Melawan rasanya yang masih tertinggal di sana. Ya, di sana tempat dulu tunangannya tinggal.
Melodi syahdu pelan-pelan berirama dalam hatinya yang merintih. Anak dan istrinya masih ramai membicarakan suasana rumah itu. Ramdani hanya tersenyum. Pertanyaan demi pertanyaan silihberganti menimpali obrolan batinnya.
Siapakah perempuan tadi? Bukan Rahma. Ataukah itu Syahdu? Entahlah.**
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!