Mohon tunggu...
R Iman
R Iman Mohon Tunggu... Guru - Penulis picisan

Lewat kata kudapati makna

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Sisi Laut

17 Juni 2020   20:26 Diperbarui: 17 Juni 2020   20:39 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pada sebuah karang kita bercerita

tentang ombak

tentang samudra 

dan tentang luasnya asmara kita

Ada sisa tetesan hujan 

pada ujung hidung mancungmu

hasrat kelelakianku ingin mengusapnya

atau malah sampai memijit hidungmu 

aku yakin kau balas dengan cubitan mesra pada pipi kurusku

detak iman menahannya 

Hujan pun rela tak menderaskan jatuhnya

aku beringsut menghamburkan tatapan pada barisan gigimu

putih indah melambungkan khayal

menurun-naikkan jakunku 

Menggemaskan melebihi doyanku pada permen loli

ludah kutelan dan gairah kujinakkan

senyummu kini masih seperti kala itu

meski tak wajar 'tuk kunikmati lagi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun