Mohon tunggu...
Ruhi Adilah
Ruhi Adilah Mohon Tunggu... Desainer - Hallo!! Selamat datang di halaman Kompasiana ku.

Jika aku tak bisa berkata, maka izinkanlah aku untuk menulis Temukan saya di Instagram @ruhifna__

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Anak itu Ibarat Kupu-kupu yang Keluar dari Kepompong

13 November 2019   02:36 Diperbarui: 13 November 2019   09:05 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ternyata, proses keluar dari kepompong yang sulit itu adalah proses alam yang diperlukan untuk mengeluarkan cairan-cairan dari tubuhnya. 

Proses itu memang terlihat menyakitkan, tapi sangat diperlukan kesabaran dalam proses lahirnya kesempurnaan yang menjadikan kupu-kupu itu terlihat indah dan menawan. Pertolongan yang tidak tepat, walaupun dengan niat baik bukan berarti dapat membantu, tapi terkadang justru malah mencelakakan.

Dari kisah ini, dapat kita ketahui bahwa kisah kupu-kupu sama halnya dengan kisah seorang anak yang mendapat pekerjaan rumah. Mengapa demikian? Jika orang tua terus menerus membantu menyelesaikan tugas anaknya, maka akan berakibat tidak baik pada anak.

Lalu apa yang terjadi pada anak?

Anak akan semakin malas belajar, karena ia menyepelekan tugas dengan beranggapan bahwa semua tugasnya akan selesai jika dikerjakan ayah atau ibu.

Anak juga tidak akan mendapatkan ilmu pengetahuan yang lebih, jika ilmu yang didapatkan dari sekolah tidak di evaluasi lagi dirumah dan tidak diterapkan. Lantas sebagai orang tua, apa yang harus dilakukan untuk mencegah hal semacam itu?

Bantu Anak Secara Bertahap

jangan memberikan jawaban tugas sekolah secara langsung. Hal ini akan menjadikan anak malas berpikir.

Arahkan Anak

Bantu arahkan anak untuk mulai berpikir dan menemukan jawaban yang tepat dari tugas-tugasnya. Anda bisa melakukannya dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat mengarahkan.

Fokuskan Perhatian

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun