Mohon tunggu...
Rufus Christian
Rufus Christian Mohon Tunggu... Lainnya - Laki Tulen, Usia 20

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Film

Wonder Women, Bukan Sekadar Film Action?!

14 Oktober 2020   20:49 Diperbarui: 14 Oktober 2020   21:01 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Siapa yang tidak tahu tokoh pahlawan fiksi satu ini? Yup! Wonder Women. Tokoh ini mungkin sudah sangat tidak asing bagi kita semua. Tokoh superhero milik DC Studio ini memiiliki kekuatan yang lebih dibandingkan manusia pada umumnya.

Wonder Women merupakan tokoh pahlawan super yang sudah ada sejak dahulu, namun dalam bahasan kali ini kita akan mengulik sebuah topik dari film Wonder Women tahun 2017. Dalam film ini, Wonder Women diperankan oleh Gal Gadot.

Tidak hanya sebagai hiburan berbentuk film dengan genre action, film ini memiliki pesan atau ideologi tersirat di dalamnya. Salah satu ideologi yang dapat dirasakan dalam film ini adalah Feminisme.

Feminisme yang merupakan ideologi kebebasan perempuan dengan pendekatan percaya bahwa kesengsaraan dan ketidakadilan terhadap perempuan dikarenakan seksualitasnya. Jadi, secara sederhana feminisme merupakan gerakan atau ideologi untuk menyetarakan derajat perempuan dan pria. Karena selama ini masih ada pandangan di mana perempuan berada dalam derajat yang lebih rendah dari pria.

Salah satu adegan yang sangat memperlihatkan nilai feminisme dalam film Wonder Women ini adalah saat berada di No Man's Land. Dalam adegan ini memperlihatkan bagaimana Wonder Women memiliki keberanian yang lebih tinggi dari tentara pria yang ada. Karena keberaniannya, ia membawa suatu kemenangan dalam satu adegan itu.

Jadi dalam pembahasan ini, film Wonder Women tidak hanya sebagai hiburan semata, namun, bisa memiliki pesan yang ingin disampaikan secara implisit bagi para penontonnya. Tidak hanya film Wonder Women, film lain, atau karya lain tentunya dapat memiliki ideologi tersendiri di dalam karya-karya  tersebut. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun