Pengaruh industrialisasi di Eropa juga membawa perubahan besar pada batik Indonesia. Batik cap mulai diperkenalkan pada awal abad ke-19, menggantikan batik tulis yang memerlukan waktu lama untuk pembuatannya. Batik cap ini dibuat dengan cara mencap pola pada kain menggunakan alat cap dari tembaga, sehingga produksi batik dapat dilakukan dalam jumlah yang lebih banyak dan lebih cepat.
4. Batik Pesisiran dan Pengaruh Multikultural
Seiring berkembangnya perdagangan di pesisir utara Jawa seperti di Cirebon, Pekalongan, dan Lasem, batik pesisir mulai berkembang dengan motif-motif yang lebih bebas dan berwarna cerah. Berbeda dengan batik keraton yang sarat akan aturan, batik pesisir mencerminkan sifat masyarakat pesisir yang lebih terbuka terhadap pengaruh luar. Motif-motif flora dan fauna, burung, kupu-kupu, hingga kapal, dan pemandangan alam menjadi ciri khas batik pesisiran.
Batik pesisiran ini juga dipengaruhi oleh kehadiran komunitas Tionghoa dan Arab di daerah pesisir. Motif batik Tionghoa biasanya menampilkan simbol keberuntungan seperti burung phoenix (Hong), naga, dan bunga-bunga, sementara batik yang dipengaruhi budaya Arab lebih sering menggunakan pola geometris dan kaligrafi.
5. Batik sebagai Simbol Perjuangan dan Identitas Nasional
Pada masa pergerakan nasional dan kemerdekaan Indonesia, batik menjadi salah satu simbol perjuangan bangsa. Para tokoh pergerakan seperti Soekarno dan Hatta sering kali mengenakan batik sebagai bentuk perlawanan budaya terhadap dominasi kolonial. Batik yang dulunya dianggap sebagai pakaian tradisional mulai diangkat menjadi simbol identitas nasional.
Setelah Indonesia merdeka, batik mengalami perkembangan yang pesat. Batik mulai dipromosikan sebagai warisan budaya Indonesia dan diangkat menjadi busana resmi kenegaraan. Berbagai motif baru yang mencerminkan semangat nasionalisme juga diciptakan, seperti motif Garuda, Merak, dan Pancasila.
6. Batik di Era Modern
Memasuki era modern, batik tidak hanya digunakan sebagai pakaian tradisional, tetapi juga sebagai tren mode. Batik mulai diaplikasikan ke dalam berbagai bentuk busana, seperti gaun, blazer, tas, hingga aksesoris. Kreativitas para desainer Indonesia berhasil mengangkat batik ke kancah internasional, menjadikan batik sebagai salah satu busana yang elegan dan kontemporer.
Batik juga telah diakui oleh dunia internasional, terutama setelah pada tahun 2009 UNESCO menetapkan batik sebagai warisan budaya tak benda dari Indonesia. Pengakuan ini semakin memperkuat posisi batik sebagai identitas budaya bangsa Indonesia di mata dunia. Kini, batik telah menjadi busana nasional yang digunakan dalam berbagai kesempatan, mulai dari acara formal, akademis, hingga perayaan kebudayaan.
7. Batik Sebagai Warisan Budaya yang Terus Berkembang