Edukasi dan Pelatihan: Masyarakat harus diberi pelatihan tentang tindakan yang harus dilakukan sebelum, selama, dan setelah bencana. Ini termasuk cara berlindung selama gempa, jalur evakuasi yang aman, dan lokasi titik kumpul yang aman.
Kampanye Kesadaran Bencana: Kampanye kesadaran bencana secara berkelanjutan perlu digencarkan, terutama di sekolah-sekolah dan komunitas-komunitas pesisir, agar masyarakat memahami risiko dan cara mitigasi bencana.
5. Penguatan Koordinasi dan Kesiapan Lembaga Penanggulangan Bencana
Kesiapan Tim Tanggap Darurat: Lembaga-lembaga penanggulangan bencana, seperti BNPB dan BPBD, harus selalu siap dengan rencana tanggap darurat yang matang. Ini mencakup persiapan logistik, tim penyelamat, serta ketersediaan sarana dan prasarana darurat.
Koordinasi Antar Lembaga: Kerja sama antara pemerintah pusat, daerah, dan lembaga-lembaga internasional perlu diperkuat untuk memastikan respons bencana yang efektif dan cepat.
6. Pemanfaatan Teknologi untuk Pemantauan
Penggunaan Teknologi Pemantauan: Teknologi canggih seperti satelit, drone, dan sensor bawah laut harus dimanfaatkan untuk memantau aktivitas seismik dan pergerakan lempeng secara real-time. Informasi yang diperoleh dapat digunakan untuk mengantisipasi kemungkinan gempa dan tsunami.
Aplikasi dan Media Sosial: Pemanfaatan aplikasi mobile dan media sosial sebagai alat komunikasi darurat juga perlu dikembangkan. Dengan demikian, informasi penting dapat disebarluaskan dengan cepat ke masyarakat.
7. Penyediaan Asuransi Bencana
Asuransi untuk Risiko Bencana: Pengembangan skema asuransi yang menanggung risiko bencana bagi masyarakat dan bisnis di daerah rawan dapat membantu meminimalisir kerugian ekonomi. Pemerintah dapat bekerja sama dengan sektor swasta untuk memperluas akses ke asuransi bencana.
8. Penelitian dan Pengembangan