Mohon tunggu...
Rufman I. Akbar
Rufman I. Akbar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen di Tangerang Selatan

Minat di bidang Pendidikan dan Sistem Informasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Megathrust, Minimalisir Dampak Jika Terjadi Bencana

24 Agustus 2024   13:16 Diperbarui: 24 Agustus 2024   13:19 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tulisan ini dibuat bukan untuk menimbulkan ketakutan atau kecemasan pembaca, tetapi sedikit pemikiran agar kita menjadi lebih waspada jika seandainya hal ini benar-benar terjadi. Ditambah sedikit pemikiran juga, untuk hal-hal yag dapat dilakukan dalam meminimalisir dampak negative yang mungkin terjadi. Kuncinya adalah edukasi, kesiap-siagaan, dan Kerjasama antar semua pemangku kepentingan -- pemerintah, masyarakat, sector swasta, termasuk para pemikir di perguruan tinggi.

Apa itu megathrust ?

Megathrust adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan jenis patahan tektonik yang terjadi di zona subduksi, di mana salah satu lempeng tektonik bergerak ke bawah dan masuk ke bawah lempeng lainnya. Zona megathrust biasanya terdapat di batas lempeng konvergen, seperti di sepanjang Cincin Api Pasifik.

Zona megathrust berpotensi menghasilkan gempa bumi yang sangat kuat, yang dikenal sebagai gempa megathrust. Gempa ini biasanya terjadi ketika tekanan yang terakumulasi akibat pergerakan lempeng akhirnya dilepaskan secara tiba-tiba. Karena gempa ini terjadi di bawah laut, sering kali juga memicu tsunami yang dahsyat.

Contoh terkenal dari gempa megathrust adalah gempa bumi dan tsunami Samudra Hindia tahun 2004, yang terjadi di zona subduksi antara Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia. Zona megathrust juga terdapat di sepanjang lempeng Pasifik, yang sering menjadi penyebab gempa bumi besar di wilayah Jepang dan Amerika Selatan.

Gempa megathrust dapat menyebabkan kerusakan yang sangat luas dan sering kali menjadi ancaman besar bagi wilayah yang berada di dekat zona subduksi.

Dampak Potensial Megathrust di Selat Sunda Terhadap Pantai Selatan Pulau Jawa

Pulau Jawa, sebagai salah satu pulau terpadat di Indonesia, memiliki garis pantai selatan yang berhadapan langsung dengan zona subduksi aktif yang dikenal dengan Megathrust Jawa. Zona ini membentang dari barat hingga timur Pulau Jawa dan bertemu dengan zona subduksi di wilayah Selat Sunda. Megathrust adalah jenis patahan tektonik di mana salah satu lempeng tektonik bergerak ke bawah dan masuk di bawah lempeng lainnya, menghasilkan potensi gempa bumi berkekuatan besar.

Jika terjadi megathrust di Selat Sunda, pantai selatan Pulau Jawa dapat mengalami berbagai dampak serius. Berikut adalah beberapa kemungkinan dampaknya:

1. Gempa Bumi Kuat

Megathrust biasanya menghasilkan gempa bumi berkekuatan tinggi, seringkali di atas magnitudo 8. Gempa bumi yang dihasilkan dari megathrust di Selat Sunda dapat dirasakan secara signifikan di wilayah selatan Pulau Jawa. Getaran kuat dapat menyebabkan kerusakan struktural pada bangunan, infrastruktur, dan fasilitas publik di kota-kota pesisir seperti Pelabuhan Ratu, Pangandaran, dan Cilacap. Wilayah-wilayah ini berisiko tinggi mengalami kerusakan parah, terutama jika infrastruktur tidak dirancang untuk menahan gempa bumi besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun