Mohon tunggu...
Rufman I. Akbar
Rufman I. Akbar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen di Tangerang Selatan

Minat di bidang Pendidikan dan Sistem Informasi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Memekarkan Ibukota vs Memindahkan Ibukota

28 Juli 2024   12:56 Diperbarui: 28 Juli 2024   13:00 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Berikut sedikit pemikiran jika ibu kota negara tetap di Jakarta, namun diperluas menjadi megapolitan yang meliputi Jabodetabek, beberapa prediksi dapat dibayangkan:

Pertumbuhan Ekonomi yang Pesat:

  • Pusat Bisnis dan Keuangan: Jakarta akan semakin mengukuhkan posisinya sebagai pusat bisnis dan keuangan utama di Indonesia, bahkan mungkin di Asia Tenggara. Investasi akan mengalir deras, mendorong pembangunan gedung-gedung pencakar langit, pusat perbelanjaan mewah, dan infrastruktur modern.
  • Lapangan Kerja Baru: Perluasan wilayah akan menciptakan peluang kerja baru di berbagai sektor, mulai dari konstruksi, transportasi, hingga teknologi. Hal ini dapat mengurangi tingkat pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
  • Peningkatan Pendapatan Daerah: Pertumbuhan ekonomi akan meningkatkan pendapatan daerah melalui pajak dan retribusi, yang dapat digunakan untuk pembangunan infrastruktur dan layanan publik yang lebih baik.

Tantangan Urbanisasi yang Kompleks:

  • Kepadatan Penduduk: Jakarta dan sekitarnya sudah menjadi salah satu wilayah terpadat di dunia. Perluasan wilayah dapat memperburuk masalah ini, menyebabkan kemacetan lalu lintas yang parah, polusi udara, dan keterbatasan sumber daya seperti air bersih.
  • Ketimpangan Sosial: Pertumbuhan ekonomi yang pesat tidak selalu merata. Ketimpangan sosial antara penduduk kaya dan miskin dapat semakin melebar, memicu masalah sosial seperti kriminalitas dan konflik.
  • Kerusakan Lingkungan: Pembangunan infrastruktur dan gedung-gedung baru dapat merusak lingkungan, termasuk hilangnya lahan hijau, polusi air, dan peningkatan risiko bencana alam seperti banjir.

Perubahan Sosial dan Budaya:

  • Multikulturalisme: Jakarta akan semakin menjadi melting pot budaya, dengan penduduk dari berbagai daerah dan latar belakang. Hal ini dapat memperkaya kehidupan sosial dan budaya, tetapi juga dapat memicu konflik jika tidak dikelola dengan baik.
  • Gaya Hidup Modern: Gaya hidup masyarakat Jakarta akan semakin modern dan kosmopolitan, dengan pengaruh budaya global yang semakin kuat. Hal ini dapat terlihat dari tren fashion, kuliner, hiburan, dan teknologi.
  • Kesenjangan Generasi: Perbedaan gaya hidup dan nilai-nilai antara generasi tua dan muda dapat semakin melebar, menimbulkan tantangan dalam menjaga kohesi sosial.

Peran Pemerintah:

Pemerintah akan memiliki peran krusial dalam mengelola megapolitan Jakarta. Beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain:

  • Perencanaan Tata Ruang yang Terpadu: Pemerintah perlu menyusun rencana tata ruang yang terpadu dan berkelanjutan, mempertimbangkan aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi.
  • Investasi Infrastruktur: Pemerintah perlu meningkatkan investasi infrastruktur, terutama transportasi publik, untuk mengurangi kemacetan dan polusi.
  • Pengelolaan Lingkungan: Pemerintah perlu menerapkan kebijakan pengelolaan lingkungan yang ketat untuk mencegah kerusakan lingkungan dan menjaga keberlanjutan.
  • Pelayanan Publik yang Berkualitas: Pemerintah perlu meningkatkan kualitas pelayanan publik, seperti pendidikan, kesehatan, dan keamanan, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks.

Perluasan Jakarta menjadi megapolitan Jabodetabek memiliki potensi besar untuk menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dan inovasi. Namun, pemerintah perlu mengatasi berbagai tantangan yang kompleks agar megapolitan Jakarta dapat berkembang secara berkelanjutan dan memberikan manfaat bagi seluruh masyarakat.

Memindahkan ibu kota ke IKN (Ibu Kota Nusantara) vs. Memperluas Jakarta menjadi Megapolitan Jabodetabek: Perbandingan

Aspek

Memindahkan Ibu Kota ke IKN

Memperluas Jakarta menjadi Megapolitan Jabodetabek

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun