Nganjuk - Desa Juwet merupakan sentra pembibitan berbagai tanaman dan buah, dan hampir seluruh warga desa Juwet memiliki lahan khusus untuk menanam bibit sepeti buah-buahan dan sayuran yang kemudian akan dipasarkan melalui media sosial maupun secara langsung. Selain itu, Desa Juwet memiliki lahan perkebunan dan persawahan yang dikelola oleh masyarakat desa. Perkebunan dan persawahan yang ada di Desa Juwet yaitu seperti padi, jagung, kangkung, kacang tanah, dan tembakau. Desa Juwet yang berlokasi di Kecamatan Ngronggot, Nganjuk ini menjadi salah satu lokasi untuk pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata Tematik untuk mahasiswa/i Universitas Negeri Surabaya (UNESA).
pestisida kimia. Perlu diketahui bahwa pestisida kimia dapat berdampak kurang baik bagi lingkungan dalam jangka waktu pemakaian yang lama. Dengan begitu, mahasiswa/i KKN Tematik Gizi Kelompok 2 UNESA melakukan kegiatan sosialisasi kepada masyarakat mengenai perilaku penggunaan pestisida untuk mengenal apa itu pestisida, dampak pestisida kimia bagi lingkungan, dan  bagaimana solusi untuk mengurangi penggunaan pestisida kimia. Kegiatan Sosialisasi tersebut dilaksanakan pada Minggu, 20 November 2022 di Ruang Pertemuan Kantor Desa Juwet Kecamatan Ngronggot.
Sebagai daerah sentra pembibitan, masyarakat perlu melakukan perawatan pada bibit untuk menghasilkan bibit yang berkualitas. Setelah melakukan wawancara kepada beberapa masyarakat, bibit tanaman dirawat dengan melakukan penyiraman air secara rutin dan adapula yang menggunakanSalah satu cara mengurangi penggunaan pestisida kimia adalah dengan beralih untuk menggunakan pestisida organik. Pestisida organik dapat dibuat dengan berbagai macam tanaman yang ada disekitar kita, salah satunya seperti tembakau yang jumlahnya cukup banyak di Desa Juwet. Selain karena jumlahnya yang banyak di Desa Juwet, tembakau ampuh membunuh hama sebab tembakau mengandung nikotin 2-8% yang bersifat sebagai racun serangga dan penghambar penyakit tanaman. Dengan begitu, mahasiswa KKN-T Gizi Kelompok 2 UNESA juga melakukan demonstrasi bagaimana cara pembuatan pestisida organik berbahan tembakau.
Berikut alat dan bahan yang diperlukan :
- Pengaduk (sendok)
- Botol plastik (botol bekas minuman)
- Timba/ember
- Botol semprot
- Daun tembakau kering
- Sabun pencuci piring cair
- Kain/saringan
Adapun langkah-langkah pembuatan pestisida yang dilakukan :
Langkah Pertama :
- Daun tembakau kering dicampur dengan air pada perbandingan 1:1.
- Campuran daun tembakau kering dan air direndam selama satu malam.
- Setelah direndam satu malam, dilakukan pemerasan untuk mendapatkan ekstrak tembakau
- Ekstrak tembakau ditampung dalam timba/ember.
- Perendalam dalam waktu yang lebih lama akan menghasilkan ekstrak pestisida yang lebih kuat, sekitar 2-3 malam.
Langkah Kedua :
- Ekstrak tembakau dicampurkan lagi dengan air dengan konsentrasi sebagai berikut :
- Tujuan adanya variasi konsentrasi ekstrak tembakau dan air untuk mengetahui konsentrasi yang paling efektif digunakan sebagai pestisida.
Langkah Ketiga :
- Cairan pestisida tembakau (ekstrak tembakau + air) dimasukkan ke dalam wadah penyimpanan botol plastik berbeda sesuai dengan variasi konsentrasi yang telah ditentukan sebelumnya.
- Tambahkan ½ sendok teh sabun cuci piring cair ke dalam cairan pestisida tembakau setiap 100 ml.
- Simpan cairan pestisida tembakau ke dalam botol plastik dan ditutup dengan rapat.
- Pestisida akan bertahan lama selama beberapa minggu jika disimpan di tempat yang sejuk, sekitar 4 minggu.
Langkah Keempat :
- Tuangkan cairan pestisida ke dalam botol semprot sebelum diaplikasikan ke tanaman.
- Semprotkan pestisida tembakau kepada tanaman secara menyeluruh.
- Pestisida tembakau bersifat alami dan aman, namun masih efektif untuk mengusir serangga.
Sebelum melakukan sosialisasi dan demonstrasi kepada masyarakat desa, kami melakukan uji coba dan pemantauan terlebih dahulu. Pemantauan dilakukan selama 2 minggu dimana setiap minggunya dilakukan 3 kali penyemprotan untuk membandingkan konsentrasi mana yang paling efektif untuk digunakan. Dengan begitu telah didapatkan konsentrasi yang paling efektif untuk digunakan yaitu T4 (larutan ekstrak 60 ml + 40 ml aquades) atau perbandingan larutan ekstrak : aquades sebesar 3:2.
Dari kegiatan sosialisasi ini diharapkan bahwa masyarakat Desa Juwet dapat memanfaatkan bahan alam yang ada disekitar seperti tembakau untuk digunakan sebagai bahan pestisida organik sekaligus sebagai langkah awal dalam beralih dari penggunaan pestisida kimia bagi tanaman. Mari sayangi lingkungan kita demi masa depan yang lebih baik!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H