Teuro Nakamura, nama ini sempat menjadi pemberitaan dunia setelah setelah TNI menemukan prajurit Jepang itu di hutan belantara Pulau Morotai, Maluku, Indonesia.
Teuro Nakamura menarik perhatian dunia karena kemampuannya untuk bertahan di hutan belantara dimana Nakamura mengira Perang Dunia ke II belum usai.
Pada tahun 1943 ketika Jepang menduduki Taiwan, Nakamura ditugaskan militer dari kesatuan Angkatan Darat Kekaisaran Jepang dan ditempatkan di Pulau Morotai, Maluku.
Bersama 485 anggota lainnya, Nakamura ditugaskan untuk mempertahankan Kepulauan Morotai dari gempuran tentara sekutu. Amerika Serikat dan Australia.
Namun pada perkembangannya, sekutu berhasil membangun pangkalan militer di sana.
Oleh karenanya, Nakamura melarikan diri dan bersembunyi di hutan belantara Desa Pilowo dan baru ditemukan pada tahun 1974.
Nakamura yang dilahirkan di Taiwan pada 8 Oktober 1919 dikenal juga oleh media di Taiwan dengan nama Lee Guang Hui. Nakamura berasal dari suku Ami, suku pribumi Taiwan yang gemar berburu.
Ketika usianya menginjak usia 22 tahun, Nakamura masuk menjadi salah satu sukarelawan tentara untuk Kekaisaran Jepang.
Saat itu, tahun 1942, Taiwan menjadi bagian wilayah kolonisasi Negeri Matahari Terbit.
Nakamura tercengang setelah dia direpatriasi ke Jepang, dia melihat Tokyo sudah begitu majunya. Jauh berbeda kondisinya dengan dulu saat sebelum dia ditugaskan di Hindia-Belanda.