Eko Yuli Irawan mempersembahkan medali kedua buat Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020 (antaranews.com)
Eko Yuli Irawan berhasil menyumbangkan medali kedua kalinya bagi Indonesia.
Pada laga yang digelar di Tokyo International Forum, Tokyo, Minggu (25/7/2021) sore WIB, Eko Yuli berhasil mengantongi medali perak di kelas 61 kg cabang olahraga Angkat Besi.
Pemain kelahiran Lampung, 24 Juli 1989 (32 tahun) itu pada akhirnya berada di peringkat kedua dengan medali perak yang dikantonginya setelah mencatat total angkatan 302 kg.
Sedangkan saingan terberat Eko, Li Fabin dari Cina mendapatkan medali emas dengan total angkatan terbaiknya 313 kg. Sedangkan perunggu diraih lifter Kazakhstan Igor Son dengan total angkatan 294 kg.
Di angkatan snatch, dalam dua kali percobaannya pada angkatan 141 kg Eko mengalami kegagalan. Eko hanya berhasil sampai pada angkatan 137 kg.Â
Eko lebih unggul dari lifter Jepang Yoichi Itokazu pada 133 kg. Eko hanya kalah dari Li Fabin pada 141 kg.
Di clean and jerk Eko berhasil mengangkat barbel terbaiknya di 166 kg, namun sayang Eko gagal dalam dua kali percobaannya pada angkatan 177 kg (rekor dunia sejauh ini di kelas 61 kg).
Sedangkan Li Fabin mengangkat terbaiknya di clean and jerk ini 172 kg.
Li Fabin mengalami kegagalan ketika berupaya untuk memecahkan rekor dunia 178 kg. Dengan demikian rekor dunia clean and jerk sampai saat ini di kelas 61 kg adalah 177 kg.
Menteri BUMN Erick Thohir yang menyaksikan langsung laga Angkat Besi itu lewat layar kaca, memberikan komentarnya atas raihan medali kedua Indonesia itu.
Erick Thohir mengatakan bahwa Eko Yuli Irawan adalah seorang legendaris Angkat Besi.
Sejak Olimpiade Sidney 2000, Angkat Besi memang selalu tak henti menyumbangkan medali buat Indonesia. Pada saat itu Angkat Besi mendapatkan 1 medali perak dari Lisa Rumbewas dan 1 medali perunggu dari Sri Wahyuni.
Termasuk yang terakhir yang diraih Eko Yuli Irawan, maka sejauh ini Angkat Besi sudah mengoleksi 14 medali. 7 medali perak dan 7 medali perunggu.
Sebelumnya, medali pertama, perunggu, untuk Indonesia juga diraih dari cabang olahraga Angkat Besi lewat Windy Cantika Aisah di kelas 49 kg.
Dalam keikutsertaannya di empat edisi Olimpiade, Eko Yuli sudah mendapatkan empat medali.
Di Olimpiade Beijing 2008, di kelas 56 kg, Eko meraih perunggu. Di Olimpiade London 2012 mendapatkan perunggu di kelas 62 kg. Di Olimpiade Rio de Janeiro 2016 di kelas 62 kg Eko mendapatkan medali perak. Dan kini di Tokyo 2020 medali perak di kelas 61 kg.
Selain itu Eko juga banyak mengukir prestasi yang mengagumkan baik di Kejuaraan Dunia, Asian Games, SEA Games, maupun Pekan Olahraga Nasional.
Eko mendapatkan medali emas di SEA Games 2019 dan Asian Games 2018 Jakarta-Palembang.
Di Junior Eko juga membuat banyak prestasi yang mengagumkan.
Di masa kecilnya di Lampung, Eko berasal dari keluarga yang tidak mampu. Ayahnya adalah seorang penarik becak, sedangkan ibunya seorang penjual sayur.
Jalan kehidupan yang kini menjadi lifter, diawalinya saat Eko melihat sekelompok orang sedang berlatih Angkat Besi di sebuah klub di daerahnya.
Sering melihat mereka berlatih, Eko menjadi tertarik dengan olahraga ini. Pelatih klub yang dimaksud sering melihat Eko menyaksikan latihan.
Sang pelatih lantas mengajak Eko ikut berlatih.
Berbekal ijin dari orangtuanya, Eko mulai lebih menekuni olahraga ini.
Eko mulai menemukan bakatnya sebagai lifter, dia tak menyangka terpilih menjadi lifter terbaik di Kejuaraan Dunia Yunior 2007. Saat itu dia mendapatkan medali emas.
Itulah yang memicu Eko untuk meneruskan kariernya sebagai lifter.
Uniknya, Eko lahir pada tanggal 24 Juli. Jadi apa yang diraihnya dari Olimpiade Tokyo 2020, ini adalah kado buat Eko dan juga buat Indonesia! Eko ulang tahun yang ke 32Â
Selamat untuk Eko Yuli Irawan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H