Para analis pada saat itu memperkirakan Ramang dkk tak dapat berbuat banyak melawan Lev Yashin dkk.
Akan tetapi pada pertandingan pertama yang digelar di Olympic Park Stadium, Melbourne, dan dihadiri sekitar 3.000 penonton itu, Uni Soviet kaget dengan penampilan Kwee Kiat Sek dkk.
Tenyata negara raksasa Uni Soviet dapat ditahan imbang Indonesia dengan skor 0-0.
Skor hingga waktu normal usai, skor masih 0-0, di extra time juga tak menghasilkan sesuatu gol, alias masih juga 0-0.
Karena pada saat itu belum ditetapkan regulasi adu penalti seperti sekarang ini, maka laga dilanjutkan dengan pertandingan ulang untuk menentukan siapa pemenangnya.
Namun sangat disayangkan, dalam laga ulangan ini pelatih Uni Soviet sudah mempunyai formula khusus untuk menaklukkan Indonesia.
Indonesia pun terpaksa dicukur Lev Yashin dkk dengan skor telak 0-4 dalam laga yang dihadiri penonton yang berjumlah dua kali lipatnya ketimbang laga pertama.
Tak pelak dapat membuat repot Lev Yashin dkk, Timnas Indonesia mengundang decak kagum dari berbagai kalangan, termasuk dari Presiden FIFA.
Dalam ulasannya, Presiden FIFA menyebutkan antara lain Uni Soviet sangat kerepotan menghadapi Indonesia dan nyaris tidak dapat memenangkan laga.
Selain nama-nama pemain sepakbola yang sudah disinggung di atas, para pemain sepakbola Indonesia lainnya antara lain Ramlan Yatim, Oros Witarsa, Thio Him Tjiang, Jasrin Jusron, dan lain-lain.
Termasuk sepakbola, pada saat itu Indonesia berpartisipasi di 6 cabang olahraga dan 11 pertandingan.