Belum pernah mendapatkan medali emas, secara keseluruhan perolehan medali yang disumbangkan dari Angkat Besi adalah 6 perak dan 6 perunggu.
Eko Yuli Irawan (kelahiran 24 Juli 1989) ini juga pemegang medali emas dari Kejuaraan Dunia di Ashgabat, Turkmenistan, 2018 dan Asian Games 2018 Jakarta-Palembang.
Dari ke 5 wakil Indonesia di Tokyo 2020 itu, dua di antaranya merupakan debutan Olimpiade, yaitu Rahmat Edwin Abdullah yang akan turun di kelas 73 kg, dan Windy Cantika Aisah yang bakal turun di kelas 49 kg putri.
Kondisi yang berbeda dengan Olimpiade-olimpiade sebelumnya, dimana pada saat ini kontingen Indonesia masuk ke dalam kategori 1 negara dengan risiko penularan Covid-19 yang sangat tinggi, membuat kontingen Angkat Besi Indonesia diwajibkan melakukan tes yang lebih ketat sebelum terjun ke arena.
Kontingen Indonesia diwajibkan untuk menjalani swab test tujuh hari berturut-turut sebelum keberangkatan dan tujuh hari berturut-turut PCR Swab dimulai sejak tiba di Tokyo.
"Di kondisi seperti ini kami tidak mempunyai target apa-apa. Kami hanya mempersiapkan sebaik mungkin. Namun yang mendekati medali ada pada Eko Yuli dan Cantika Aisah," kata Joko Pramono, Wakil Ketua PABBSI (Persatuan Angkat Besi dan Angkat Berat Indonesia), Rabu (7/7/2021).
Selain 5 atlet, rombongan Angkat Besi Indonesia juga didampingi oleh empat pelatih yang berangkat Sabtu (17/7/2021). Dirja Wihardja, Lukman, Jajang dan Erwin.
Selain di Olimpiade, Eko Yuli Irawan juga mencatatkan sejumlah prestasinya antara lain di Kejuaraan Dunia, Universiade, SEA Games, dan PON.
Sedangkan Windy Cantika Aisah dianggap sebagai penerus Sri Wahyuni.
Remaja kelahiran Bandung, Jawa Barat, 11 Juni 2002 (19 tahun) itu tercatat dua kali memecahkan rekor remaja dunia dalam waktu satu tahun, masing-masing di Pattaya, Thailand, dan di Filipina
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H