Dengan perolehan itu, maka Indonesia bertengger di peringkat ke 42.
Termasuk Maria Kristin, hanya ada tiga pebulutangkis tunggal putri Indonesia yang pernah mengantongi medali dari Olimpiade.
Yang pertama adalah Susy Susanti yang meraih emas di Olimpiade Barcelona 1992, Susy sekaligus juga meraih emas pertama untuk Indonesia dari sejarah keikutsertaan.
Di final, Susy mengalahkan Bang Soo-hyun dari Korea Selatan.
Susy juga merebut medali perunggu di Olimpiade Atalanta 1996. Pada saat itu Mia Audina memperoleh medali perak.
Pada dua edisi selanjutnya, yaitu Sydney 2000 dan Athena 2004, putri Indonesia nihil. Mia Audina meraih medali perak, tapi pada saat itu statusnya sudah menjadi warganegara Belanda.
Di Olimpiade Beijing, Maria Kristin Yulianti berbeda status dengan Susy dan Mia Audina. Jika Susy dan Mia Audina berstatus unggulan, maka Maria Kristin non unggulan, bahkan berstatus under dog.
Pasalnya, setelah era Susy dan Mia Audina Indonesia belum lagi menemukan sosok tunggal putri yang dapat berbicara di tingkat internasional.
Maria Kristin akhirnya merebut medali perunggu setelah mengalahkan pemain tuan rumah, Lu Lan.
Namun sejak saat itu, Maria Kristin Yulianti mengalami kekalahan dua kali beruntun dari Lu Lan, pemain yang dikalahkan Maria Kristin di Olimpiade Beijing. Lu Lan menumbangkan Maria Kristin di Japan Open dan France Open.
Di dua edisi selanjutnya, yaitu 2012 dan 2016 tunggal putri belum juga menunjukkan giginya.