Bencana wabah yang sangat mengerikan muncul secara tak terduga. Sudah berapa korban yang bergelimpangan, atau pun tewas karena Covid-19. Di dunia maupun di Indonesia.
Tahukah Anda, sebelum itu, di Jawa dulu juga pernah pagebluk wabah yang menular dan mematikan seperti korona saat ini.
FX Domini B B. Hera, sejarawan dan peneliti di Pusat Studi Budaya dari Universitas Brawijaya Malang, seperti yang ditulis Tempo, mengatakan seorang ibu menceritakan pengalamannya saat terjadi wabah penyakit pes yang berkecamuk di Jawa pada tahun 1911.Â
Pada saat itu ribuan orang Jawa meninggal karena terserang wabah pes.
Wabah pes atau atau yersina pestis (dinamai oleh A.J.E. Yersin, seorang bakteriolog Perancis), itu disebabkan oleh bakteri yang berasal dari hewan tikus.
"Banyak penduduk mati. Esuk ketemu, sore mati, sore ketemu esuk mati (pagi ketemu, sore mati, sore ketemu pagi mati). Para petani juga tidak berani ke sawah atau mencari makanan sapi karena takut tertular," kata si ibu.
Kisah pagebluk itu berawal dari adanya gagal panen karena paceklik yang melanda Jawa pada masa itu, yang mana hal tersebut menyebabkan Jawa sangat kekurangan beras.
Oleh karenanya pemerintah Hindia-Belanda mulai mengimpor beras-beras itu dari Rangoon, Burma (sekarang Myanmar), Cina, dan India.
Sejak Agustus 1910 terjadi peningkatan jumlah impor beras.
Kapal pengangkut beras itu tiba dan diturunkan di Surabaya. Dari sana baru beras-beras itu diangkut di gerbong-gerbong kereta api dan disalurkan ke wilayah-wilayah yang paceklik tadi.
Tidak diperiksa terlebih dahulu, beras-beras di dalam gerbong-gerbong kereta itu banyak ditemukan tikus-tikus mati, ada kutunya yang menularkan penyakit pes.