Seorang peneliti di Eropa mengatakan bahwa batas aman untuk herd immunity adalah jika masyarakatnya minimal sudah 70 persen divaksin penuh.
Jadi jelas pendapat itu senada dengan apa yang dikatakan Siti Nadia di atas.
Menanggapi keputusan CDC Amerika Serikat itu, Siti Nadia Tarmizi mengatakan keputusan itu adalah juga sebagai upaya mereka untuk mendorong masyarakatnya untuk mau divaksin.
"Dibebaskan nya tidak memakai masker dan menjaga jarak itu diterapkan dengan mereka yang sudah sama-sama divaksin. Ibaratnya dalam satu keluarga," katanya.
Indonesia saat ini masih tertinggal jauh dalam prosentase keberadaan vaksin dibandingkan dengan total populasinya.
Jika keberadaan vaksin di AS sudah tersedia 50 persen dari populasi, sedangkan Indonesia baru 23 persen dari total populasinya.
Melihat fakta-fakta itu nampaknya Indonesia masih jauh dari melepas masker. Lagi pula vaksin yang diteliti di AS itu berbeda dengan yang dipakai di Indonesia.
Vaksin yang dipakai di AS adalah Johnson and Johnson, Moderna, dan Pfizer. Sedangkan di Indonesia yang berdasarkan ijin edar dari BPOM adalah Sinopharm, Sinovac, dan Astra Zeneca.
Bahkan jika pun sudah menunjukkan peningkatan jumlah vaksinasi, Indonesia masih tetap harus menerapkan aturan protokol kesehatan. 3M. Demikian menurut Siti Nadia Tarmizi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H