Tarian Topeng Cirebon kini sudah tergolong sebagai salah satu kesenian daerah yang khas, kendati di dalamnya masih tersirat elemen budaya dan ajaran Islam.
Hal tersebut dapat terlihat ketika mereka memohon sedekah (saweran) dari para penonton. Gerakan mereka juga melukiskan tentang ajaran Islam yang tertulis di Al Qur'an perihal hawa nafsu yang mencengkram manusia.
Pada masa pemerintahan Sunan Kalijaga dan Fatahillah, pementasan tarian itu dilakukan dengan cara berkeliling ke pelosok daerah, seperti mengamen pada jaman sekarang ini.
Namun bedanya, pada saat itu mereka tidak meminta uang sebagai uang lelah, tapi mereka meminta siapa saja yang menonton mengucapkan dua kalimat syahadat.
Hal tersebut dapat dimaknai, mereka menggunakan tarian itu sebagai salah satu cara menyebarkan agama Nabi Muhammad SAW.
Topeng juga ada berbagai macam jenisnya yang menyimbolkan pada adanya proses kehidupan bagi seorang manusia dalam perjalanannya.
Topeng Panji menggambarkan manusia bayi yang baru dilahirkan ke dunia, suci bersih tiada noda.
Topeng Samba menggambarkan kehidupan seorang manusia di masa anak-anak.
Topeng Rumyang menggambarkan kehidupan seorang manusia di masa remajanya.
Topeng Tumenggung menggambarkan kehidupan seorang manusia di masa dewasanya.
Sedangkan yang terakhir, topeng Kelana menggambarkan sisi kehidupan seseorang yang memiliki dan bertindak jahat, serakah, dan ingin menang sendiri.