Para ahli sejarah mengatakan penutur bahasa Jawa Banten itu dulunya berasal dari Cirebon (perbatasan geografis), dan Jawa Tengah (terutama Kediri dan Demak).
Mereka yang mencapai jumlah ribuan berdatangan ke Banten dan mendirikan Kerajaan Banten. Saat itu di sana tentunya ada bahasa Sunda (kuno). Tak ayal, hal tersebut menyebabkan terjadinya akulturasi budaya.
Itulah sebabnya, mereka disebut dengan bahasa Jawa Banten, yang dialeknya berbeda dengan bahasa Jawa yang ada di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Sedangkan bahasa Betawi di Tangerang (perbatasan) dapat dimengerti.
Seperti layaknya kehidupan bertetangga. Maka antara satu orang tetangga dengan tetangga lainnya saling jalan-jalan di wilayah "satu RT' itu. Sambil jalan-jalan, mereka melewati rumah tetangganya, atau nongkrong-nongkrong di depan rumah mereka.
Sejatinya bahasa Sunda dulunya tidak mempunyai tingkatan (halus dan kasar). Namun setelah Mataram menjadi penguasa di Jawa, bahasa Sunda juga terpengaruh, menjadi sama dengan bahasa Jawa yang mempunyai tingkatan.
Kendati demikian, di Banten, ada sejumlah penutur yang hanya menggunakan bahasa Sunda kuno karena tidak terpengaruh oleh Islam Mataram.
Ada pun Sunda kuno itu adalah tingkatan kasar dalam bahasa Sunda sekarang ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H