Yudi Yudiantara bersama dengan Jujun Junaedi yang membangun Kreuz pada tahun lalu merencanakan akan membangun pabrik perakitan baru yang berlokasi di Bandung Utara untuk mempercepat penyelesaian melonjaknya pesanan.
"Komponennya 70 persen lokal," kata Yudi.
Komponen-komponen itu diambil dari lima usaha kecil dan menengah yang ada di Kiaracondong, Padalarang, dan pemasok dari Surabaya.
"Waktu pembuatan 1,5 bulan. 70 persennya dalam negeri. Ini patut diapresiasi," kata Agus.
Tidak hanya pasar di dalam negeri, Kreuz juga banyak diminati oleh pembeli dari luar negeri seperti Australia, Malaysia, dan Singapura.
Kabar baik lainnya, pada saat ini PT Kreuz Bike Indonesia sudah menjalin kerjasama dengan PT Perkakas Rekadaya Nusantara (PRN) selaku produsen komponen dan mesin perkakas yang berlokasi di Subang.
Baik Yudi maupun Jujun selaku bos Kreuz mengatakan pada saat ini sudah ada pesanan sepeda lipat Made in Bandung yang bakal diproduksi hingga 2023.
Dengan campur tangannya pemerintah dalam hal ini Kemenperin dalam mendorong Industri Kecil Menengah (IKM) itu menunjukkan jika pemerintah tidak main-main dalam mengangkat IKM itu ke kancah global, termasuk di antaranya kepada Kreuz.
Yudi mengatakan kemajuan workshopnya yang mulai berdiri sejak 2019 tak lepas dari adanya Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia yang diprakarsai oleh pemerintahan Jokowi.
"Bukan hanya di dalam negeri, permintaan juga datang dari Australia, Singapura, dan Malaysia," katanya.
Sebagai pemimpin yang baik, Jokowi juga telah memperlihatkan suri tauladan nya. Di saat para petinggi Indonesia membeli sepeda lipat Brompton buatan Inggris, Jokowi justru memesan karya anak bangsa, salah satunya Kreuz buatan Bandung.
