Ada cerita tersendiri dari orang-orang bermata biru Suku Lingon di Halmahera. Konon, karena cantik (bermata biru), sejumlah gadis lalu diculik untuk dijadikan isteri.
Suku Lingon ini boleh dibilang sulit untuk ditemui karena mereka bertempat tinggal di dalam hutan di pedalaman Halmahera, propinsi Maluku Utara.
Selain bermata biru, tidak sedikit dari mereka yang fisiknya seperti orang Eropa, tinggi, berkulit putih, dan berambut pirang.
Namun ada juga yang bermata biru tetapi fisiknya seperti orang Indonesia kebanyakan. Yaitu berkulit sawo matang, berperawakan sedang, dan rambutnya hitam.
Selain di pedalaman, suku Lingon ini juga jauh dari modernisasi dan masih menganut faham animisme dan dinamisme.
Orang-orang Portugis yang datang ke sana pernah menyebarkan agama Katolik kepada mereka. Mereka pun memeluk agama itu.
Akan tetapi karena fahamnya sudah lekat dengan adat nenek moyang nya, mereka pun balik lagi ke animisme dan dinamisme.
Seperti diketahui dalam sejarah, Nusantara ini dulunya banyak dikunjungi orang-orang dari Eropa dengan maksud untuk mencari rempah-rempah. Dan mereka lantas berlayar ke kepulauan Maluku yang kaya akan rempah-rempah itu.
Pada masa-masa itu serombongan bangsa Portugis berlayar ke Maluku dengan maksud untuk mencari rempah-rempah juga membawa misi menyebarkan agama Katolik.
Namun kapal yang membawa mereka karam. Mayoritas dari mereka yang selamat, terdampar di Halmahera. Namun mereka tidak bisa pulang.
Akhirnya mereka memasuki wilayah pedalaman dan bertemu dengan orang-orang suku Lingon itu. Itulah cikal bakal mereka lantas kawin campur dengan suku Lingon dan meninggalkan jejak seperti sekarang ini.