Kronologis meninggalnya sang pemimpin besar adalah. Pada Sabtu malam (20 Juni 1965, sekitar 20.30) kondisi Soekarno semakin memburuk.
Keesokan harinya (dinihari 03.49) Soekarno berada dalam kondisi tak sadarkan diri. Sang pemimpin besar akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya pada pukul 07.03.
Beberapa saat setelah ketiadaan Soekarno rakyat Indonesia dan dunia tak henti-hentinya mendengar kabar lewat radio jika Soekarno telah meninggal dunia. Sang proklamator, pemimpin besar revolusi, penyambung lidah rakyat telah tiada.
Sebelum wafat, Soekarno sempat menyampaikan keinginannya agar jasadnya dimakamkan di Kebon Raya Bogor.
Namun keinginan Bung Karno tidak terwujud. Melalui Keppres RI No. 44 Tahun 1970, Presiden Soeharto menunjuk Kota Blitar di Jawa Timur sebagai lokasi pemakaman Sang Proklamator.
Jasad Soekarno dibawa keesokan harinya ke Blitar dan Soekarno dimakamkan bersebelahan dengan makam ibunya.
Bung Karno juga sempat menuliskan surat wasiat yang ditujukan kepada putra sulungnya Guntur Soekarnoputra.
Surat wasiat itu berisi keinginan Soekarno kelak anak sulungnya menjadi sosok yang pemberani seperti dirinya.
Memperingati 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila tentunya ini adalah hari bersejarah bagi bangsa Indonesia, dan sosok penggalinya Soekarno akan selalu dikenang.
Soekarno meninggalkan warisan yang sangat berharga berupa landasan bagi berlangsungnya kehidupan berbangsa dan bernegara bangsa kita.
Soekarno adalah milik kita semua, milik bangsa Indonesia.