Sama-sama negara ASEAN, letak geografis Filipina adalah bertetangga dengan Indonesia. Kedua negara ini berbatasan secara maritim terutama dengan propinsi Sulawesi Utara.
Oleh karenanya tidak heran banyak kata-kata dalam Bahasa Tagalog yang mirip dengan Bahasa Indonesia.
Menurut Soehardi, mantan guru Bahasa Indonesia di Davao, Pulau Mindanao, Filipina, ada sekitar 10.000 kata dalam Bahasa Tagalog dan Indonesia yang memiliki kemiripan.
Menurut Soehardi, jumlah itu cukup banyak, mengingat jumlah kosakata Bahasa Indonesia sendiri ada sekitar 100.000-150.000 kata.
Dalam riwayatnya, Soehardi ini pernah mengajar Bahasa Indonesia di Lembaga Pemerintahan dan Perguruan Tinggi baik PT negeri maupun swasta di Davao.
Karena banyak kesamaan, Soehardi mengklaim jika dia dapat fasih berbahasa Mindanao hanya dalam tempo tiga bulan saja, sejak kedatangannya di sana.
Adapun maksudnya ke Filipina adalah untuk kuliah di Ateneo De Davao University sekaligus untuk mengambil gelar doktor ekonomi di University of Southeastern Phillipines.
Dilansir dari sumber lain, memang benar apa yang dikatakan Soehardi tadi, banyak kesamaannya antara Bahasa Indonesia ini dengan Bahasa Tagalog (bahasa resmi Filipina).
Bahasa Tagalog suka, sedangkan bahasa Indonesia itu adalah cuka.
Tagalog itim, bahasa Indonesia adalah hitam.
Tagalog bili, bahasa Indonesia adalah beli.
Tagalog basa, bahasa Indonesia adalah baca.
"l" dalam Tagalog, itu "r" dalam Bahasa Indonesia.
Tagalog sulat, Indonesia surat.
Tagalog balita, Indonesia berita.
Tagalog kulang, Indonesia kurang.
"a" dirubah "e" dapat berarti sama.
Pandak artinya pendek.
Lambot artinya lembut.
Katok artinya ketuk.
"oy" dan "ay" menjadi "i".
Matay berarti mati.
Baboy berarti babi
Apoy berarti api.
Ada lagi kata-kata ako (aku), takot (takut), abo (abu), dan sebagainya.
Ada juga yang mirip tetapi berarti beda
Salamat artinya terimakasih.
Saya artinya bahagia.
Lagi artinya selalu.
Dan sebagainya.
Menurut para ahli linguistik, bahasa Indonesia yang merupakan perpaduan dari berbagai bahasa daerah yang ada di Nusantara termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia yang sama dengan Bahasa Tagalog di Filipina.
Rumpun bahasa Austronesia dulunya berasal dari Pulau Formosa. Lantas mereka bermigrasi ke Filipina. Dari Filipina mereka ke Indonesia dan terus ke timur.
Dosen Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, Bondan Kanumoyoso, mengatakan gelombang terakhir orang-orang dari Kepulauan Formosa itu ke selatan adalah pada sekitar 50 abad yang lalu.
Banyaknya kemiripan itu juga berawal dari abad ke 14 dimana pada saat itu telah terjadi komunikasi dagang antara suku-suku yang ada di Nusantara seperti Batak, Minang, Palembang, Sunda, dan Jawa dengan penduduk lokal di Filipina.
Adapun lingua franca atau bahasa pengantar yang digunakan saat itu adalah bahasa Melayu.
Bahasa Melayu ini lantas bercampur dengan bahasa yang digunakan di wilayah Filipina saat itu.
Masih banyak lagi kata-kata yang belum sempat disebutkan di atas. Oleh karena beradaptasi maka ada yang bunyinya dan artinya sama, katanya sama tapi artinya berbeda, kata sedikit berbeda tapi artinya sama.
Bahkan ada juga bahasa di Filipina yang mirip dengan bahasa daerah yang ada di dalam Indonesia.
Soehardi mengatakan banyak orang-orang Filipina masa kini yang mengakui bahwa kita (Indonesia dan Filipina) adalah bersaudara karena banyak kemiripan dari segi bahasa maupun budaya.
Bukti adanya komunikasi dari orang-orang Nusantara dengan penduduk Filipina juga terlihat bahwa di Filipina sekarang masih ada tersisa sekitar 500 penduduk keturunan Batak Sumatera. Hampir punah.
Mereka menjadi salah satu 70 suku pribumi yang dari Filipina. Para antropolog menyebut keturunan Batak Sumatera itu dengan Tiniatianies.
Tiniatianies memiliki ciri-ciri yang sama dengan suku Batak yang ada di Sumatera saat ini, mulai dari rambut, kulit, maupun tubuh mereka.
Selama berabad-abad lamanya Tiniatianies hidup nomaden di hutan-hutan. Mereka masih menganut faham dinamisme dan animisme.
Kendati sampai saat ini belum ada penelitian yang akan membuktikan keterkaitan Batak di Filipina dengan di Sumatera, namun banyak kesamaan dalam hal budaya, terutama dalam adat perkawinan.
Dalam hal ramuan obat sakit perut juga ada kesamaan antara Batak Filipina dengan Batak Sumatera.
Kesamaan juga ada dalam soal bahasa antara Batak Filipina dengan Batak Sumatera. Misalnya kata sangsang, iboto, among, inong, atau pun mangan. Mereka juga menganut sistem marga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H