Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Bukit Algoritma Mulai Dibangun, Budiman Sudjatmiko Sudah MoU 3 Perguruan Tinggi

24 Mei 2021   09:04 Diperbarui: 24 Mei 2021   09:45 1316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kawasan teknologi Bukit Algoritma Sukabumi (tirto.id)

Pusat penelitian dan pengembangan teknologi Bukit Algoritma di kawasan Cikidang dan Cibadak Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat diberitakan sudah akan dimulai dibangun, pada akhir Mei 2021 ini.

Melihat dana untuk tahap pertama saja yang sebesar Rp 18 triliun proyek ini digadang-gadang akan menyamai kawasan Silicon Valley di California, Amerika Serikat. Dan memang konsep pembangunan KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) itu diambil dari Silicon Valley AS.

Dimana di sana berkumpul lebih dari 2.000 perusahaan raksasa, mulai dari Facebook, Google, Netflix, dan Apple.

Lantas mengapa Sukabumi dipilih menjadi lokasinya?

Ada beberapa alasan mengapa Cikidang dan Cibadak dipilih. Di antaranya, seperti diketahui saat ini tol Bocimi (Bogor-Ciawi-Sukabumi) tengah dalam proses penyelesaian. 

Selain strategis, jika biasanya jarak antara Bogor ke Sukabumi ditempuh dalam waktu 3-4 jam, maka dengan adanya tol Bocimi itu jarak itu dapat ditempuh hanya dalam waktu 1-2 jam saja.

Tahap 1 tol ini sudah resmi beroperasi pada tahun 2018 dan diteken oleh Presiden Jokowi. Sedangkan tahap 2 (Cigombong-Cibadak-11,9 kilometer) yang kini sedang dikerjakan direncanakan bisa beroperasi penuh pada Agustus tahun ini.

Selain itu saat ini juga sedang dikerjakan jalur ganda Kereta Api Sukabumi-Bogor. Juga di Sukabumi akan dibangun Bandara.

Dengan adanya KEK itu maka dengan sendirinya Sukabumi akan kecipratan rezeki. Akan lebih banyak wisatawan yang berkunjung ke sana.

Bupati Sukabumi Marwan Hamami menanggapi pembangunan KEK tersebut di wilayahnya. Dia mengatakan siap menggelar "karpet merah" bagi terwujudnya masa depan itu.

Selain itu Marwan Hamami juga meminta warganya untuk memanfaatkan momentum yang sangat berharga ini. Karena perekonomian akan menggeliat. Tangkaplah peluang untuk kreatif, berinovasi, bersaing untuk meningkatkan kesejahteraan.

Ide untuk membangun kawasan seperti Silicon Valley itu datangnya dari Ketua Umum gerakan Inovator 4.0 sekaligus politisi, Budiman Sudjatmiko.

Budiman Sudjatmiko mengatakan dia sudah mempunyai gagasan untuk membangun "Silicon Valley" itu sejak tahun 2018 lalu.

Pada saat itu Sudjatmiko melihat banyak tenaga ahli Indonesia yang mempunyai pengalaman di berbagai perusahaan riset top dunia, tetapi sepulangnya ke tanah air mereka "sepi" karena tidak memiliki wadah yang kondusif.

"Mayoritas mereka yang kembali ke Indonesia itu bekerja di pekerjaan yang bersifat administratif. Ilmu yang mereka dapatkan atau gelar doktor dari perguruan-perguruan tinggi ternama dan dibiayai oleh negara menjadi tak terpakai," kata Sudjatmiko.

Itulah cikal bakal timbulnya ide dari Budiman Sudjatmiko untuk membangun Silicon Valley guna menampung para ahli tersebut menjadi sebuah wadah yang saling berkumpul dan berkolaborasi yang mana nantinya diharapkan menghasilkan beragam inovasi.

Dibangun di atas lahan seluas 888 hektar tahap pertama pembangunannya akan menelan biaya sebesar Rp 18 triliun. Dana itu tidak diambil dari APBN, tetapi dari para investor swasta.

Sedangkan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan pembangunan Mega Proyek itu jangan hanya sekedar gimmick-branding saja.

Ridwan Kamil mengatakan kawasan teknologi Bukit Algoritma yang berada di wilayahnya itu harus memiliki 3 poin yang penting.

Ketiganya adalah adanya perguruan tinggi untuk riset, industri yang bergerak di bidang riset untuk menghasilkan barang, dan adanya pembiayaan (atau investor).

Itu pendapat Ridwan Kamil untuk mencapai suksesnya Pusat Teknologi Bukit Algoritma itu.

Maksud Ridwan Kamil adalah kelompok universitas, kelompok industri, dan kelompok finansial harus saling berdekatan dan hadir dalam satu titik.

"Syaratnya ada tiga tadi," kata Ridwan Kamil.

Menanggapi hal tersebut, Budiman Sudjatmiko sendiri mengatakan bahwa dia memang sudah memikirkan adanya education center. 

Bahkan Ketua Kiniku Bintang Raya KSO ini mengklaim sudah menandatangani MoU dengan tiga perguruan tinggi yaitu IPB (Institut Pertanian Bogor), ITB (Institut Teknologi Bandung), dan UNPAD (Universitas Padjadjaran) Bandung.

Ketiga perguruan tinggi itu akan membangun pusat riset di sana. Masing-masing menerima hibah 25 hektar.

Mengenai hibah ini Sudjatmiko mengatakan lahannya memang gratis tapi nanti profit sharing (bagi untung). "Tanahnya gratis, tapi risetnya dibagi sama KSO," kata Sudjatmiko.

Direktur PT Amarta Karya (Persero) Nikolas Agung mengatakan saat ini (pertengahan Mei 2021) sudah dibangun tahap ground breaking.

Dari tahap awal sampai ke akhir, Mega Proyek ini nantinya direncanakan selesai dalam waktu 11 tahun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun