Apakah Anda pernah mendengar bahwa pernah adanya larangan menikah antara suku Sunda dengan suku Jawa?
Ada latar belakangnya mengapa terjadi demikian.
Namun ternyata bukan hanya antar kedua suku itu saja, pantangan menikah antar suku di Indonesia ini terjadi.
Data menyebutkan ada lebih dari 1340 suku bangsa dan 360 etnis yang ada di tanah air ini.
Selain antara Sunda dan Jawa, larangan menikah juga terjadi antara Sunda dan Minangkabau, juga antara Jawa dan Batak.
Larangan antara Sunda dan Jawa ini diakibatkan karena ambisi Maha Patih Gajah Mada dari Kerajaan Majapahit yang ingin menguasai seluruh wilayah Nusantara.
Pada masa Kerajaan Majapahit, pada waktu itu Prabu Hayam Wuruk tertarik dengan kecantikan Dyah Pitaloka, putri dari raja Sunda Linggabuana.
Hayam Wuruk mengirim utusan ke Kerajaan Sunda, yaitu Gajah Mada, untuk meminang Dyah Pitaloka kepada Linggabuana.
Gajah Mada meminta pernikahan dilangsungkan di Trowulan, ibukota Majapahit. Bukan di Sunda. Linggabuana menyetujuinya.
Dengan diiringi rakyat Sunda yang melepas keberangkatan Linggabuana, maka mulailah raja Sunda dengan dikawal sejumlah prajuritnya melakukan perjalanan jauh dari Sunda ke Trowulan.
Ketika rombongan Linggabuana tiba di wilayah Bubat, sekonyong-konyong muncul seseorang yang mengatakan bahwa dirinya adalah utusan Gajah Mada.