Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Dua Puluh Tahun Merdeka, Rakyat Timor Leste Bisa Bicara dan Paham Bahasa Indonesia karena Ini

13 Mei 2021   10:05 Diperbarui: 13 Mei 2021   15:27 2124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penduduk Timor Leste (ipdefenseforum.com)


Berdasarkan rilis Program Pengembangan PBB tahun 2002 hanya 5 persen penduduk Timor Leste (dahulu Timor Timur) yang menggunakan bahasa Portugis dari total 1 juta penduduk Timor-Leste pada waktu itu.

Statistik lainnya yang dirilis badan PBB itu menyebutkan 82 persen dari keseluruhan penduduk menggunakan bahasa Tetun, atau bahasa lokal setempat.

Dan yang menggunakan Bahasa Indonesia tercatat ada 43 persen dari total keseluruhan penduduk Timor-Leste.

Sejatinya Timor-Leste ini lama dijajah oleh Portugis (sejak abad ke 16). 

Mengapa menurut laporan justru hanya 5 persen saja yang menggunakan bahasa itu. Sedangkan Bahasa Indonesia malah lebih banyak prosentasenya.

Jadi secara keseluruhan di Timor-Leste saat ini ada empat bahasa yang digunakan, yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa Portugis, Bahasa Tetun, dan Bahasa Inggris.

Bahasa Indonesia ini sejatinya lebih disukai oleh penduduk di sana daripada bahasa Portugis.

Bahasa Indonesia saat ini selain digunakan sebagai bahasa pergaulan sehari-hari, juga digunakan oleh para dosen dan mahasiswa di sana untuk membuat skripsi mereka.

Bahasa Indonesia ini masih banyak dipergunakan di sana kendati pemerintah Timor Leste berupaya mendorong penggunaan bahasa Portugis di negaranya.

Konon bahasa Portugis ini hanya digunakan oleh para elit politik dan orang-orang lanjut usia yang terpengaruh pada era kolonial.

Banyak orang-orang Timor Timur yang hengkang dari negaranya ke luar negeri untuk menghindari serangan dari pasukan Indonesia yang menganeksasi Bumi Lorosae pada waktu itu.

Semenjak Indonesia masuk Bumi Lorosae pada tahun 1975, Presiden Soeharto melarang penggunaan bahasa Portugis di sana. Sebagai gantinya, bahasa Indonesia diajarkan di sekolah-sekolah di sana.

Bahasa Indonesia banyak digunakan di sana, namun ada konsekuensi yang harus ditanggung.

Tidak sedikit kaum muda Timor Leste yang berbahasa Indonesia ditolak menjadi pegawai negeri (ASN). Hal tersebut karena mereka kurang menguasai bahasa Portugis (yang dijadikan sebagai bahasa pemerintahan).

Tindakan diskriminasi itu sempat mendapatkan kritikan dari seorang jurnalis Timor Leste, Suzanna Cardoso.

"Ini adalah bentuk diskriminasi terbesar yang dilakukan pemerintah," kata Cardoso.

Lebih lanjut Cardoso mengatakan pemerintah tidak mengenal kontribusi warga yang dipengaruhi oleh sistem pendidikan Indonesia, padahal mereka berjuang untuk kemerdekaan.

Kepada Reuters, Cardoso mengatakan ketimbang menggunakan bahasa Portugis, bahasa Inggris akan lebih baik digunakan sebagai bahasa resmi.

"Mengapa harus bahasa Portugis. Negara-negara yang berbahasa Portugis itu miskin," katanya kepada Reuters.

Penggunaan bahasa Portugis sebagai bahasa pemerintahan memang banyak dikritik oleh berbagai kalangan. Banyak pegawai pemerintahan menggunakan bahasa ini.

Plakat di kantor-kantor pemerintahan banyak menggunakan bahasa Portugis, kendati bahasa Portugis ini tidak dimengerti oleh sebagian besar warga Timor Leste.

Hiburan-hiburan dalam bahasa Indonesia juga lebih disukai oleh penduduk di sana.

Ada beberapa warga yang bahkan menguasai bahasa Indonesia dan terasah kemampuannya, karena para penduduk di sana menonton TV dari stasiun Jakarta.

Ya, warga di sana menonton sinetron, film, lagu, dan berita dari TV Jakarta yang mereka lihat lewat antena parabola atau TV berbayar.

Seperti diketahui setelah Fretilin menyatakan kemerdekaannya dari Portugis yang menjajah mereka sejak abad ke 16, yaitu pada tanggal 28 Nopember 1975. 

Belum ada pemerintahan terbentuk, Indonesia mencuri kesempatan itu untuk menginvasi, yaitu menjejakkan kakinya untuk pertama kali 9 hari kemudian.

Indonesia mengklaim jika Timor Timur adalah bagiannya, propinsi Indonesia yang ke 27. Tak pelak terjadi konflik yang berkepanjangan antara Indonesia dan mereka yang pro dengan para pejuang Fretilin.

Disponsori oleh PBB, pada 30 Agustus 1999 digelar referendum untuk menentukan nasib. Ternyata sebanyak 79 persen ingin merdeka dari Indonesia, dan cuma 21 persen yang ingin tetap NKRI.

Tak rela lepas dari genggaman, kelompok yang Anti Kemerdekaan Timor Timur yang didukung oleh pasukan Indonesia mengacaukan. Banyak penduduk yang terbunuh dan ratusan ribu mengungsi ke Atambua, wilayah perbatasan dengan NTT.

Untuk mengakhiri kekerasan, PBB membentuk Interfet yang terdiri dari 20 negara dan dipimpin oleh Australia.

Untuk menghindari bentrokan, pasukan Indonesia akhirnya angkat kaki dari Bumi Lorosae.

Timor Timur resmi menjadi sebuah negara sejak 20 Mei 2002.

Nama Timor Timur lantas berubah menjadi Timor Leste (dari bahasa Portugis).

Dalam perjalanannya, Timor Leste bermimpi. Mereka diterima menjadi anggota Asean yang ke 11 pada tahun 2011. Pada saat itu Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara itu dipimpin oleh Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun