Purnawarman berhasil menaklukkan kerajaan-kerajaan yang tidak mau tunduk kepadanya.
Purnawarman juga sangat dicintai rakyatnya karena tindakannya yang bijaksana. Dalam bidang keamanan, Purnawarman berhasil melumpuhkan para perampok yang mengganggu keamanan rakyat.
Dia juga membuat sungai-sungai menjadi berhasil guna untuk kesejahteraan rakyatnya.
Setidaknya ada dua sungai yang dirombak alirannya oleh Purnawarman, yaitu Sungai Cupu dan Sungai Gangga di Cirebon untuk pengairan ladang-ladang atau sawah para petani. Serta merta karena aliran sungai itu lahan petani menjadi subur dan ladang tidak kering di musim kemarau.
Bajak-bajak laut yang merajalela di perairan utara dan barat kerajaan juga dihancurkan Angkatan Laut Tarumanagara dibawah pimpinan Purnawarman.
Dan dengan demikian, rakyat yang dipimpinnya hidup aman dan sejahtera. Nah, sebagai wujud rasa terimakasih dan kecintaan rakyat terhadap rajanya, maka jadilah batu besar.
Telapak kaki Raja Purnawarman diabadikan dalam bentuk prasasti Ciampea.
Jika Tarumanagara adalah salah satu kerajaan tertua di Nusantara yaitu pada abad ke 5 hingga 7 Masehi. Kerajaan-kerajaan tertua lainnya di Nusantara ini antara lain kerajaan Salakanagra, juga di Jawa Barat, dan Kerajaan Kutai di Kalimantan.
Tarumanagara ini berasal dari kata negara yang dapat berarti juga kerajaan. Sedangkan taruma berasal dari kata tarum, nama sebuah pohon yang banyak tumbuh di sepanjang Sungai Citarum di Jawa Barat.
Catatan tentang Kerajaan Tarumanagara ini tertulis juga di buku asing. Fa-Hien, seorang penjelajah asal Cina menulis catatan perjalanannya dalam sebuah buku yang berjudul "Fa Kuo Chi". Dalam buku itu disebutkan di Ye Po Ti banyak orang yang menganut Brahmana dan animisme.
Pada tahun 414 Masehi Fa Hien tiba di Pulau Jawa untuk membuat sejumlah catatan tentang kerajaan To Lo Mo (Tarumanagara).