Ada apa dengan tanggal 2 April dalam sejarah?
Bukan April mop. Tapi tanggal 2 April 1595 tercatat menjadi titik sejarah dimana armada dagang Belanda menjejakkan kaki untuk pertama kalinya di Nusantara.
Dan itulah, awal mulanya Belanda menjadi kolonialis di Nusantara. Belanda menjajah Indonesia selama 3,5 abad atau 350 tahun lamanya (sampai kemerdekaan tahun 1945).
Dalam buku yang berjudul "Pengantar Sejarah Indonesia Baru: 1500-1900 dari Emporium sampai Emporium" sejarawan Sartono Kartodirdjo menulis armada pertama yang tiba di Nusantara dan dipimpin oleh Cornelis de Houtman adalah sebanyak empat kapal.
Itulah sebabnya mengapa Cornelis de Houtman disebut-sebut sebagai orang Belanda pertama yang tiba di Nusantara yang dalam perjalanannya kemudian menjadi bangsa penjajah.
Tujuan asal Belanda ke Nusantara itu adalah untuk mencari rempah-rempah, dimana pada saat itu rempah-rempah menjadi komoditas yang krusial di Eropa. Bahkan lada hitam di Eropa saat itu senilai dengan harga emas.
Tepatnya, de Houtman tiba untuk pertama kalinya di Nusantara ini adalah di wilayah Banten. Banten saat itu merupakan pusat perdagangan terbesar di Nusantara.
Akan tetapi ketika mendarat untuk pertama kalinya di Banten pada 2 April 1595 itu rombongan de Houtman ditolak penduduk setempat karena mereka dinilai kurang ajar dan tidak menghormati adat setempat.
Mereka balik lagi ke negaranya.
Namun setahun berikutnya armada Belanda datang lagi ke Banten pada 27 Juni 1596. Kali ini mereka berhasil membuat sejumlah kontrak dagang.
Dari perolehan kontrak itu, lama-lama Belanda mulai ketagihan dan tidak puas. Mereka ingin memonopoli perdagangan itu. Ketika berhasil menjalin kontrak dagang, terjadi konflik antara Belanda dengan para pedagang lainnya dari Eropa (Portugis), dan Asia (Cina dan India).
Itulah cikal bakal mereka ingin memonopoli perdagangan. Dan untuk menyingkirkan para pesaingnya dari Eropa dan Asia seperti yang disebutkan di atas, maka Belanda bersiasat dengan menghubungi raja-raja di Nusantara untuk bekerjasama.
Akan tetapi lantas Belanda mengkhianati perjanjian itu. Dan itulah yang menjadi penyebab timbulnya perang terbuka antara Belanda dengan penguasa Banten.
Pertempuran baru berakhir setelah Belanda membayar denda sebesar 4.500 gulden untuk membebaskan de Houtman yang ditahan penguasa Banten.
Dari manakah asal mula armada Belanda itu mengetahui adanya sumber rempah-rempah di Banten?
Dalam buku "Itinerario naer Oost ofte Portugaels Indien" karya Jan Huygen van Linschoten, orang Belanda itu menyebutkan nama Sunda Kelapa (Jakarta sekarang) sebagai sumber rempah-rempah.
Siapakah Jan Huygen van Linschoten yang dimaksud?
Pada abad ke 15, Eropa mendengar bahwa ada satu wilayah di Hindia Timur (Nusantara) yang kaya akan komoditi rempah-rempah. Sebelum Belanda, ternyata Portugis dan Spanyol sudah terlebih dahulu tiba di Hindia Timur.
Dalam perjalanannya kedua bangsa itu bertemu di Maluku. Portugis dan Spanyol berhasil mengangkut hasil rampokan dari Nusantara ke Eropa. Melihat kejadian itu, bangsa-bangsa Eropa lainnya ngiler. Mereka berlomba-lomba ingin mengirimkan armadanya ke Nusantara.
Dalam ekspedisi nya dan mencari jalur-jalur rempah baru, Portugis ternyata membuat peta-peta jalur ke Asia Tenggara dan Nusantara.
Peta-peta itu lantas menjadi barang yang sangat berharga bagi raja-raja Eropa, dan Portugis berupaya untuk menyembunyikan dan merahasiakan peta-peta tersebut.
Ibarat kata pepatah "Sepandai-pandainya tupai melompat maka akan jatuh juga", peta-peta tersebut yang dipegang oleh pelaut-pelaut Portugis tercium baunya oleh orang-orang Belanda yang sudah lama bekerja dengan para pelaut Portugis itu.
Salah satu dari orang-orang Belanda yang bekerja dengan para pelaut Portugis itu adalah Jan Huygen van Linschoten.
Jan Huygen lantas berhasil mencuri peta-peta berharga itu. Dan dari peta-peta itu, Jan Huygen lalu membuat buku yang berjudul "Itinerario" seperti yang sudah disebutkan di atas, pada tahun 1595.
Dalam buku itu Jan Huygen menulis lengkap jalur-jalur rempah ke Nusantara dengan segala permasalahannya.
Jan Huygen lantas menjual buku itu ke armada dagang Belanda.
Maka dengan petunjuk dari buku itulah, armada dagang Belanda berlayar dan tiba di Banten seperti yang sudah disebutkan di atas pada 2 April 1595.
Jejak Cornelis de Houtman yang untuk pertama kalinya tiba di Nusantara itu lantas diikuti juga oleh sejumlah pedagang lainnya ke Hindia Timur. Dari tujuan semula berdagang, lama-lama mereka menjadi penjajah sampai Indonesia merdeka pada tahun 1945.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H