11 Mei 2018 terjadi peristiwa bersejarah untuk menghilangkan dendam kesumat atau konflik budaya antara Sunda dan Jawa.
Dengan dihadiri oleh Gubernur Jawa Barat pada saat itu yaitu Ahmad Heryawan, Gubernur Jawa Timur Soekarwo, dan Wakil Gubernur DIY Sri Paku Alam X untuk pertama kalinya meresmikan tiga ruas jalan di Kota Bandung, Jawa Barat.
Ketiga ruas jalan yang dinamakan Jalan Citraresmi, Jalan Prabu Hayam Wuruk, dan Jalan Majapahit itu diresmikan pada Jum'at (10/5/2018) di sela-sela kegiatan Harmoni Budaya Sunda-Jawa di Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat.
Penamaan nama-nama jalan Majapahit, Prabu Hayam Wuruk, dan Citraresmi sejatinya sangat sulit untuk dilakukan. Karena itu dapat membuka lama orang-orang Sunda.
Di masa Hayam Wuruk (1350-1389) menjadi raja Majapahit, Maha Patih nya Gajah Mada sudah menaklukkan hampir seluruh wilayah Nusantara ditambah dengan sebagian Filipina.
Namun ada satu wilayah lagi yang belum ditaklukkan yaitu Kerajaan Sunda di Jawa Barat. Sebenarnya Hayam Wuruk tidak menginginkan Gajah Mada untuk merebut Sunda, karena Hayam Wuruk menganggap Sunda masih kerabat.
Bahkan untuk mempererat persahabatan dengan Sunda, Hayam Wuruk berniat mempersunting Citra Resmi, putri dari Raja Sunda Linggabuana, menjadi istrinya.
Gajah Mada diutus Hayam Wuruk ke Sunda untuk melamar Citra Resmi ke Raja Linggabuana.
Dalam pertemuan, Gajah Mada mengatakan kepada Linggabuana pernikahan akan dihelat di Majapahit, bukan di Sunda. Linggabuana menyetujuinya.
Dengan diiringi rakyat, berangkatlah rombongan Linggabuana menempuh perjalanan jauh ke Majapahit. Sesampai di Bubat, sekonyong-konyong datang utusan Gajah Mada yang menyampaikan pesan Gajah Mada bahwa Citra Resmi diserahkan saja sebagai tanda takluk.
Mendengar pesan itu, tak pelak Linggabuana dan rombongan naik pitam. Mereka datang jauh-jauh ke Majapahit untuk melangsungkan pernikahan, bukan menyerahkan begitu saja Citra Resmi sebagai tanda takluk.