Sebanyak 55 negara dari zona Eropa memulai debut mereka dalam road to Qatar 2022. Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona benua biru itu dibagi ke dalam 10 grup dari A sampai J berurutan.
Sistem home and away nantinya juara pertama masing-masing grup akan lolos otomatis ke negara teluk. Dari sini nantinya bakal ada 13 negara Eropa yang lolos ke Qatar. Masing-masing 10 negara juara pertama, ditambah 3 negara yang dihasilkan dari play off.
Tiga tiket terakhir itu diperebutkan antara runner-up masing-masing grup ditambah dua tim terbaik yang berasal dari ajang UEFA Nations League.
Sejumlah kejutan terjadi dari laga-laga yang sudah digelar hingga kini, di antaranya adalah Belanda yang kalah 2-4 dari Turki, Portugal yang hanya menang dengan skor tipis 1-0 atas Azerbaijan, atau adakah kejutan lainnya?
Namun apakah semua tim yang lolos ke Qatar nantinya akan menggunakan haknya yang dihasilkan dari susah payah?
Sayang memang kalau dibuang begitu saja dimana sangat sulit untuk bisa lolos.
Namun ada dua negara yang muncul yang memungkinkan mereka bahkan akan memboikot Qatar jika mereka berhasil dari lubang jarum.
Kedua negara itu adalah Jerman dan Norwegia.
Pada Jum'at (26/3/2021) Jerman dan Norwegia mengirim pesan lewat media sosial yang bernada memojokkan Qatar sebagai tuan rumah penyelenggara perhelatan akbar Piala Dunia 2022.
Kedua negara itu memprotes keras tindakan Qatar yang tidak mempedulikan pelanggaran-pelanggaran HAM (Hak Asasi Manusia) terkait pembangunan stadion-stadion yang bakal digunakan sebagai venue nantinya.
Beberapa saat sebelum digelarnya laga antara Jerman vs Islandia di Grup J, para pemain Jerman nampak berfoto dengan memakai kaos bertuliskan "Human Rights" atau "Hak Asasi Manusia".
Sebelum der panser, Norwegia lebih dulu yang mengecam. Menjelang laga melawan Gibraltar di Stadion Victoria, Gibraltar, Kamis (25/3/2021), para pemain Norwegia termasuk Erling Haland berfoto memakai kaos bertuliskan "Respect Human Rights on and off the Pitch", atau "Hak Asasi Manusia, di dalam dan di luar lapangan".
Ironis sekali sebenarnya, Qatar terpaksa melanggar HAM karena mereka mengejar target waktu yang sudah ditetapkan untuk menyelesaikan stadion-stadion tempat venue, sebagai syarat untuk mereka dapat menggelar turnamen akbar sepakbola empat tahunan tersebut.
Amnesty International menyebutkan Qatar menerapkan sistem "kafala". Sistem "kafala" ini adalah sang tuan memiliki hak luar biasa dalam menentukan nasib pekerja atau menetapkan jam kerja.
Dalam hal itu, Qatar mempekerjakan para tenaga kerja asing. Hak luar biasa sang majikan di sistem "kafala" itu adalah sang tuan berkuasa penuh, sang majikan berhak mencegah para buruh TKA itu pulang ke negaranya bahkan dalam keadaan yang terdesak akibat dipaksa atau merasa diperbudak. Kafala juga mengatur bahkan nasib dan nyawa si pekerja.
Di negara kaya minyak itu sendiri konon ada sekitar 2 juta pekerja asing, setengah dari padanya bekerja di bidang konstruksi. Dan 100.000 di sektor rumahtangga.
Terhitung sejak Qatar resmi ditunjuk menjadi tuan rumah penyelenggara Piala Dunia 2022, sudah ada 6.500 pekerja imigran yang meninggal dalam rangka persiapan membangun fasilitas.
Mengalahkan negara-negara seperti Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Amerika Serikat, terpilihnya Qatar sebagai pemenang bidding Piala Dunia 2022 digadang-gadang berbau kontoversial.
Kualifikasi Piala Dunia 2022 masih lah jauh dari selesai. Lalu bagaimana jika mereka benar-benar lolos ke lapangan Qatar, apakah mereka (terutama Jerman dan Norwegia), bakal benar-benar memboikot dengan membatalkan partisipasi mereka?
Jika mereka berhasil meraih tiket yang notabene sudah didapatkan dengan susah payah, dan mereka memutuskan langsung terjun di Qatar, maka tentu sia-sia saja mereka memakai kaos "Human Rights" sebagai bentuk protes.
Mereka mampu mempermalukan Qatar dengan membatalkan partisipasi mereka?
Dalam hal itu, Erling Haland dkk bersiap akan mengadakan pembicaraan serius untuk memboikot Piala Dunia 2022 andai mereka lolos nantinya. Keputusan akhir mengenai hal tersebut akan ditentukan pada Juni nanti dalam pertemuan dengan NFF (Federasi Sepakbola Norwegia).
Kalau jadi memboikot, maka Norwegia digadang-gadang akan mengalami kerugian sebesar 8 juta poundsterling. Sayang sekali, terakhir kali Norwegia diluar domestik adalah di ajang Piala Eropa tahun 2000 lalu.
Hal serupa disampaikan pula oleh pelatih Belanda Frank de Boer. De Boer mengatakan tak tertutup kemungkinan Belanda akan memboikot Piala Dunia 2022 jika lolos.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H