Ternyata Haryanto Arbi (49) turut merasakan "musibah" yang dialami para pemain Indonesia. Seperti masyarakat Indonesia lainnya, Hartanto Arbi juga merasa kecewa atas musibah ini.
"Saya juga kecewa kepada para pemain yang harus menjalani karantina. Terlebih persiapan para pemain sudah sangat baik. Namun kekecewaan ini jangan sampai berlangsung lama," kata Arbi, Kamis, (18/3/2021).
Arbi yang kini menjadi pengusaha perlengkapan dan peralatan olahraga Fly Power itu mengatakan peristiwa ini sangat mencoreng muka All England.Â
Haryanto Arbi yang juga Ketua KBI (Komunitas Bulutangkis Indonesia) ini selanjutnya mengatakan seharusnya pihak penyelenggara All England mengantisipasi. Haryanto mencontohkan di Thailand Open lalu dimana seluruh peserta diwajibkan untuk dikarantina selama 10 hari terlebih dahulu.
Jika memang belum siap sebaiknya pihak panitia All England membatalkan saja. Arbi juga mencontohkan German Open yang dibatalkan karena belum siap. Itu lantaran kasus Covid-19 masih mengkhawatirkan.
Haryanto Arbi berharap semangat para pemain jangan sampai pudar atas pukulan ini.
"Terus semangat. Masih ada ajang Olimpiade yang lebih besar. Tetap semangat meraih prestasi terbaik di Tokyo nanti," katanya.
Haryanto Arbi yang mengeluarkan buku otobiografinya yang berjudul "Smash 100 Watt" itu tercatat dua kali juara di All England ini, yaitu pada tahun 1993, setelah mengalahkan rekan senegara Joko Suprianto di All Indonesian Final.
Setahun berikutnya, Haryanto Arbi juara lagi. Juga di partai All Indonesian Final dengan mengalahkan Ardy Bernardus Wiranata.
Setelah Haryanto Arbi juara tahun 1994, belum ada lagi tunggal putra Indonesia yang juara di All England.
Sebenarnya BWF sendiri merasa menyesal mengapa mengambil keputusan menarik tim Indonesia dari All England, namun BWF mengkoordinasikan dengan peraturan dari pihak penyelenggara All England 2021 dan NHS.