Rilis BPS (Biro Pusat Statistik) 2015 di Indonesia menyebutkan terdapat lebih dari 700 bahasa daerah, dan Bahasa Jawa merupakan bahasa yang paling digunakan dengan 84,3 juta penutur. Nomor dua adalah Bahasa Sunda dengan 42 juta penutur.
Bahasa Jawa dengan aneka dialeknya tersebar di Jawa Tengah, Jawa Timur, maupun Yogyakarta, akan tetapi juga di luar wilayah itu, seperti Sumatera, Kalimantan, Suriname, Belanda, Kaledonia Baru, Singapura, Malaysia, dan sebagainya.
80 persennya di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Yogyakarta.
Yang cukup mengejutkan ternyata Lampung, propinsi paling ujung selatan Sumatera, ternyata penduduknya banyak yang menggunakan Bahasa Jawa.
Bahkan di propinsi yang terbentuk resmi pada 18 Maret 1964 ini banyak nama daerah yang kental dengan Jawa. Nama-nama kota yang eksis di Jawa, di Lampung ini juga persis sama.
Di Lampung ada kabupaten namanya Pringsewu. Dalam Bahasa Jawa "pring" artinya bambu, sedangkan "sewu" artinya seribu. Konon kabupaten Pringsewu ini terbagi dalam beberapa kecamatan yang sama dengan nama-nama di Jawa, yaitu Ambarawa, Banyumas, dan Sukoharjo.
Sedangkan desa yang ada di Pringsewu dinamakan Jogjakarta, Wates, dan Brebes.
Juga ada wilayah lainnya yang sama dengan di Jawa, yaitu Wonosobo atau Jepara.
Kenapa banyak yang bernuansa dan berbahasa Jawa di sana?
Program transmigrasi yang kerap didengar terutama pada era pemerintahan Soeharto tenyata program ini juga sudah dilaksanakan pada masa Nusantara masih disebut dengan Hindia-Belanda.
Pemerintah kolonial Hindia-Belanda saat itu sadar jika populasi di Pulau Jawa ini sudah penuh. Maka untuk melaksanakan "keadilan", Pemerintah Hindia-Belanda memindahkan banyak penduduk Jawa ke Lampung, yang pada saat itu masih sunyi dan hanya dihuni oleh sedikit orang.