Sebagai tambahan, juga faktor yang direndam tahun lalu ketika pelarangan mudik. Maka ketiga faktor itu setidaknya akan semakin menggelorakan hasrat masyarakat untuk mudik.
Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. Dengan program vaksinasi itu, dimana tahun lalu belum ada, maka setidaknya warga akan lebih berani untuk ke luar kota, mudik.
Test GeNose 19 yang lebih murah ini dilakukan sebagai syarat untuk melakukan perjalanan di stasiun-stasiun, terminal, bandara, dan pelabuhan. Ini bisa menimbulkan hasrat bepergian.
Dan dengan adanya insentif PPn BM (Pajak Penjualan atas Barang Mewah) 0 persen yang berlaku mulai 2 Maret 2021, maka itu bisa mendorong warga melakukan pembelian mobil baru, digunakan untuk keluar kota, atau mudik.
Dalam "ilmu psikologi" menurut saya sendiri, setelah tertunda keinginan mudik tahun 2020 lalu karena dilarang, maka inilah juga yang menaikkan hasrat tahun ini untuk mudik karena tidak dilarang.
Namun bagaimana dengan kondisi lainnya saat musim mudik kali ini, misalnya ada bencana alam seperti longsor dan sebagainya? Apakah itu akan menurunkan hasrat warga untuk bepergian ke luar kota?
Apa yang dikatakan Budi Karya Sumadi tidak ada larangan mudik Lebaran 2021 itu barangkali itu dari pribadinya. Mengutip KOMPAS (Rabu, 17 Maret 2021), Budi Karya Sumadi mengatakan dilarang atau tidak dilarangnya mudik tahun ini dan bagaimana mekanismenya akan dikoordinasikan dulu dengan Satgas Covid-19.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H