Suku Jawa adalah suku yang bertempat tinggal di Jawa, dan luar Jawa. Dikatakan demikian, karena populasi suku Jawa ini secara keseluruhan diperkirakan mencapai hampir 100 juta orang.
Sedangkan mereka yang tinggal di wilayah Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur populasi Jawa ini yang terbanyak, sekitar 40 persen dari total keseluruhan penduduk Indonesia. Orang-orang Jawa ada di Suriname, Amerika Selatan, Kaledonia Baru, dan negara-negara lainnya.
Menyimak sejarahnya, dari manakah dulunya orang-orang Jawa ini berasal. Ringtimes Banyuwangi, Kamis (10/12/2020) lalu menyimak kembali sejarah dari manakah asal-usul orang-orang Jawa itu dulunya?
Asal mula suku Jawa itu dapat dilihat dari setidaknya lima sumber. Kelimanya yang dimaksud adalah dari tulisan India kuno, surat kuno keraton Malang, babad tanah Jawa, dari sejarawan, dan menurut arkeolog.
Tulisan India kuno menyebutkan orang pertama yang menginjakkan kakinya di Jawa adalah Aji Saka. Jadi Aji Saka dan para pengawalnyalah nenek moyang orang-orang Jawa sekarang ini.
Sepertinya kita pernah mendengar jika dulunya pulau-pulau yang disebut dengan Indonesia sekarang ini menyatu dengan daratan Australia dan Asia.
Pada suatu ketika ada bencana air laut yang mengamuk yang menyebabkan air tersebut menggenangi area-area yang kini menjadi selat yang menghubungkan antar daratan.
Dengan demikian maka terbentuklah pulau-pulau baru, salah satunya adalah Pulau Jawa, dimana Aji Saka dan para pengikutnya dianggap orang pertama yang menginjakkan kaki di Jawa dan menjadi nenek moyang suku Jawa.
Dalam surat kuno Keraton Malang menyebutkan jika nenek moyang suku Jawa ini berasal dari Turki di Asia Tengah. Pada sekitar tahun 450 SM, Raja Turki konon mempunyai keinginan untuk membangun wilayah kekuasaan mereka yang belum berpenghuni.
Oleh karenanya, Raja Turki mengirimkan rakyatnya berkelana untuk menemukan apa yang dimaksudkan raja. Akhirnya mereka menemukan apa yang dicari, suatu wilayah yang subur dan banyak ditanami berbagai macam bahan pangan.
Dalam perjalanannya kemudian, lantas banyak terjadi migrasi yang datang ke wilayah yang disebut dengan Jawa sekarang ini.
Karena di wilayah yang mereka temukan itu banyak ditemukan pohon Jawi, maka wilayah itu dinamakan dengan Tanah Jawi.
Babad Tanah Jawa menceritakan jika nenek moyang suku Jawa adalah berasal dari India Selatan.
Pada saat Pangeran Kerajaan Keling merasa tersingkirkan lantaran adanya perebutan kekuasaan di kerajaannya, yaitu Kerajaan Keling (Kalingga), Sang Pangeran memutuskan untuk pergi jauh meninggalkan India Selatan (wilayah dimana Kalingga berlokasi).
Sang Pangeran tidak sendirian dalam kepergiannya itu, dia diikuti juga oleh para pengikutnya. Pada akhirnya mereka tersampak sebuah wilayah yang tak berpenghuni.
Di sinilah lantas Sang Pangeran dan para pengikutnya itu mendirikan suatu pemukiman yang diberi nama Javacekwara.
Alhasil, Babad Tanah Jawa menyebutkan nenek moyang suku Jawa adalah Sang Pangeran dan para pengikutnya dari Kalingga di India Selatan.
Sejarawan asal Belanda, Prof. Dr. H. Kern dalam hasil studinya tahun 1899 menyebutkan jika bahasa yang digunakan di Nusantara, termasuk Jawa memiliki kesamaan satu sama lain, yaitu sama-sama berasal ras bahasa Austronesia. Ras bahasa Austronesia ini digadang-gadang berasal dari Pulau Formosa (Taiwan).
Bahasa Austronesia ini dibawa oleh orang-orang dari Pulau Formosa itu lewat migrasi mereka ke Filipina, dilanjutkan ke Nusantara (termasuk Jawa) dan terus ke timur. Sejarawan meyakini jika nenek moyang suku Jawa ini berasal dari propinsi Yunan di Cina Selatan.
Saya sendiri meyakini yang satu ini (pendapat para sejarawan). Di pelajaran sejarah yang pernah diajarkan di sekolah, dan dari buku-buku sejarah lainnya, dikatakan memang suku Jawa ini berasal dari propinsi Yunan di Cina Selatan.
Bukan hanya suku Jawa, akan tetapi suku-suku lainnya di Indonesia juga konon berasal dari Yunan.
Hal tersebut dapat dibuktikan, jika membandingkan wajah orang-orang Jawa yang banyak bermata sipit seperti orang-orang Cina.
Saya sendiri sering menemukan dan menyangka orang-orang Jawa yang saya temui sepertinya orang Cina, bermata sipit.
Di warung langganan saya menemukan seorang wanita yang sangat mirip dengan "amoy", bermata sipit dan berkulit kuning langsat. Namun dari keterangan suaminya,. diketahui jika istrinya itu orang Jawa.
Yang terakhir, para arkeolog mengatakan Suku Jawa ini berasal dari nenek moyang yang memang sudah menghuni Jawa jutaan tahun yang lalu. Arkeolog menemukan sejumlah fosil manusia purba seperti homo erectus dan pithecanthropus erectus.
Nampaknya semua pendapat itu ada benarnya, dalam perjalanannya sekian lama, mereka saling bercampur kawin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H