Menyeruput kopi, apalagi di pagi hari sudah menjadi tradisi di Indonesia. Selain untuk menghadapi hari, kopi juga diseruput khusus untuk munculnya ilham dalam membuat puisi atau cerita, dan dalam berbagai kesempatan lain.
Kini banyak merek kopi yang beredar di masyarakat dalam bungkus sachet atau pun dalam bungkusan yang lebih besar lagi, salah satunya yang paling melegenda adalah Kopi Kapal Api.
Anda tentu sudah mengenalnya dan sudah sangat sering menikmati kopi merek Kapal Api ini dan Anda salah seorang penggemarnya.
Namun tahukah Anda darimana kah asal-usul kopi ini dinamakan "Kapal Api".
Tahun 2020 tepat kopi dengan citarasa nya yang sedap ini berusia 1 abad, alias 100 tahun.
Pada tahun 1920 di Surabaya, anak-anak dari Go Soe Let (3 orang) mulai menjual kopi bubuk yang bermerek Hap Hoo Tjan. Jauh dari kondisi sekarang yang sudah serba kemajuan jaman, mereka menjajakan dagangannya dengan cara dipanggul dan berkeliling.Â
Beberapa pembeli yang sudah menjadi pelanggan Hap Hoo Tjan ini adalah mereka yang kebanyakan para pelaut atau pekerja pelabuhan, dan juga masyarakat di kampung-kampung dimana mereka menjajakan kopi itu.
Pendapatan mereka dari berjualan kopi berkeliling itu sangat kecil, yang memaksa Go Soe Let menyuruh Soedomo Mergonoto (salah seorang anaknya) untuk bekerja saja di perusahaan.
Soedomo mengikuti anjuran ayahnya, dia sempat bekerja di sebuah perusahaan vulkanisir ban. Setelah selama 1 tahun bekerja di sana, Soedomo kembali membantu ayahnya berjualan kopi, namun kali ini sembari menjadi seorang kernet bemo.
Hap Hoo Tjan dipimpin oleh tiga bersaudara, anak dari Go Soe Let. Akan tetapi ada 3 bos yang mengepalai usaha ini menjadikan usaha kopi Hap Hoo Tjan pecah dan bangkrut.
Setelah pabrik Hap Hoo Tjan ditutup, asetnya dibagi tiga.Â
Go Soe Let masih punya bagian pabrik penggorengan kopi. Bersama dua anaknya, masing-masing Indra Boediono dan Soedomo, Go Soe Let melanjutkan kembali usaha kopi.
Bermodalkan aset tersebut, di jaman modern, maka lahirlah pada tahun 1979 PT Santos Jaya Abadi dengan produknya kopi bermerek Kapal Api. Namanya terinsipirasi dari upaya mereka dulu ketika awalnya mereka berjualan kopi dengan para pelanggannya kebanyakan para pelaut.
Di sinilah lantas Kapal Api mulai naik daun dan melegenda hingga kini.
Dalam perjalanannya kemudian, Kapal Api bukan saja untuk konsumsi dalam negeri, akan tetapi bahkan sudah diekspor ke berbagai negara. Dimulai pada tahun 1985, Kapal Api untuk pertama kalinya diekspor, ke Arab Saudi. Lantas kemudian ke Malaysia, Taiwan, dan Hongkong.
Pada tahun 1993 Go Soe Let meninggal dunia. Anak-anak Go Soe Let sempat ribut soal pembagian warisan. Beruntung kemudian, permasalahan ini mencapai kesepakatan dan tidak menjadikan perusahaan kacau balau.
Pada era Orba, dimana keberadaan televisi belum sebanyak dan sepopuler seperti sekarang ini, pada tahun sekitar 1970-1980an belum banyak usahawan yang mempromosikan produknya di layar kaca.
Akan tetapi Soedomo justru mulai berkenalan dengan layar kaca untuk mempromosikan produknya. Biaya yang dikeluarkan untuk membayar iklan itu tidak sia-sia. Kapal Api semakin ngetop di Indonesia, darinya bahkan bisa diekspor seperti apa yang sudah disebutkan di atas.
Dalam perkembangannya kemudian, PT Santos Jaya Abadi bukan hanya memproduksi Kapal Api, akan tetapi juga merek-merek kopi lainnya dan permen.
Fresco, ABC, Ya, dan Good Day juga produk dari PT Santos Jaya Abadi. Sedangkan permen produk PT Santos Jaya Abadi antara lain Relaxa, Bontea Green, dan Espresso.
Yuk, kita ngopi dulu sebelum menulis supaya ide lebih cemerlang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H