Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Karikatur Myanmar Sindir Menlu Retno, Kenapa Soeharto Disebut-sebut?

26 Februari 2021   09:04 Diperbarui: 26 Februari 2021   09:45 1528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Indonesia dan Myanmar memang selalu dekat sejak dulu dalam segala hal apakah itu dalam olahraga, hubungan antar pemerintah, dan kebudayaan.

Junaidi Abdillah, mantan pesepakbola Timnas bahkan mengatakan "Macan Asia" lebih gentar menghadapi Burma ketimbang Korea atau Jepang.

Dalam hal pemerintahan, Myanmar dan Indonesia selalu saling mendukung masing-masing negara untuk kemerdekaan. Lagu-lagu yang populer di Indonesia juga ngehit di Negeri Seribu Pagoda itu.

"Kedekatan" Indonesia juga berlanjut. Masih di bulan Pebruari, kudeta militer yang dipimpin oleh Jenderal Min Aung Hlaing pada permulaan bulan ini, ditentang oleh mayoritas masyarakat dunia. Alasan penggulingan kekuasaan itu karena NLD pimpinan Aung San Suu Kyi dianggap melakukan kecurangan pemilu.

Beberapa negara yang menentang militer pengkudeta itu antara lain Uni Eropa, Amerika Serikat, Inggris, Perancis, dan lain-lainnya.

Lalu bagaimana sikap Indonesia sebagai sesama anggota ASEAN menanggapi kondisi di sana?

Sikap Indonesia yang bahkan mengusulkan ASEAN untuk mendesak para jenderal militer di Myanmar untuk "menggelar pemilihan yang adil dan inklusif".

Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi bahkan merencanakan kunjungan ke Myanmar.

Para demonstran yang marah lantas mengadakan aksi unjuk rasa di depan Kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia di Yangon. Jika jadi, maka Menlu Retno Marsudi bakal menjadi utusan asing pertama yang melawat ke Myanmar paska penggulingan kekuasaan 1 Pebruari lalu.

Pernyataan dan rencana lawatan Retno Marsudi itu mendapatkan kutukan dari mereka yang anti kudeta. Lawatan itu berarti sama saja jika Indonesia mendukung Jenderal Min Aung Hlaing.

AP (Associated Press) melaporkan Selasa (23/2/2021) kalau Indonesia saat ini sedang menjadi target kemarahan baru masyarakat anti kudeta Myanmar.

Para aksi unjuk rasa itu menuntut agar menghormati hasil pemilu yang dimenangkan secara telak oleh NLD (National League for Democracy) pimpinan Aung San Suu Kyi.

Sikap Indonesia sudah membuat marah para demonstran anti kudeta, apalagi setelah Indonesia bahkan berupaya merangkul anggota ASEAN lainnya untuk mengikuti langkah Indonesia.

"Tolong hargai kami, kami tidak menginginkan pemilu ulang," kata salah seorang demonstran, Thet Htoo Aung (26), dilansir dari SCMP (South China Morning Post), Selasa (23/2/2021).

Jika memang Indonesia bersikap demikian seperti apa yang dituduhkan para demonstran anti kudeta Myanmar, maka Indonesia tidak sendirian dalam hal ini.

Cina pun digadang-gadang bersikap demikian, mengakui kudeta yang dilancarkan militer.

SCMP melaporkan, para demonstran anti kudeta meminta Indonesia untuk mendukung transisi demokrasi Myanmar.

SCMP juga menyebutkan jika situasi di Myanmar sekarang ini mirip dengan situasi saat peralihan kekuasaan dari Orla (Orde Lama) ke Orba (Orde Baru) yang militer di bawah pimpinan Jenderal Soeharto yang diktator.

Militer di Indonesia sudah menikmati kekuasaan di seluruh pelosok negeri selama beberapa dekade, termasuk di antaranya kursi di kabinet dan parlemen.

Kementerian Luar Negeri membantah jika Indonesia mendukung junta militer yang merebut kekuasaan mutlak di Myanmar sejak 1 Pebruari lalu.

"Menlu Retno sedang berusaha untuk berkonsultasi serta mengoleksi pandangan negara-negara ASEAN, sebelum digelarnya pertemuan khusus para Menlu untuk memperbincangkan krisis politik di Burma," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Teuku Faizasyah.

Karena menjadi bulan-bulanan netizen, Retno Marsudi pun membatalkan kunjungannya ke Napytaw yang direncanakan Kamis (25/2/2021), karena kondisi yang masih kondusif.

Protes kepada Menlu Retno Marsudi juga terlihat dari adanya meme yang menyindir.

Dalam karikatur itu nampak Menlu Retno Marsudi sedang bersalaman dengan seseorang berpakaian militer.

Jenderal Min Aung Hlaing maksudnya?. 

Di punggung Menlu ada bendera merah-putih. Sedangkan di belakang Menlu Retno ada seorang anak kecil yang membawa papan spanduk bertuliskan "Tidak pada kudeta. Tidak pada kediktatoran".

Si bocah lantas mengatakan sesuatu kepada Menlu Retno, "Bagaimana Rasanya jika Tuan Soeharto kembali hidup dan menunjukkan kekuatannya lagi?".

Sementara itu, Civil Disobedience Movement yang menyebarkan karikatur itu ke Twitter @Menlu_RI mengatakan sesuatu.

"Kami yakin teman-teman dari Indonesia dapat memahami perasaan kami," tulis akun Civil Disobedience Movement, Rabu (24/2/2021).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun