Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Bayern Muenchen "Mabuk-mabukan", Namun Mampu Bangkit Lagi

25 Februari 2021   09:04 Diperbarui: 25 Februari 2021   09:24 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bayern Munchen (akurat.co)


Die Roten benar-benar menunjukkan kualitasnya sebagai tim super. Sebenarnya sebelum kick-off leg pertama babak 16 besar Liga Champions melawan Lazio, Bayern Muenchen sedikit diragukan performanya.

Bayern Munchen digadang-gadang tengah mabuk pesta juara. Tim yang diasuh Hansi Flick ini baru saja mencetak prestasi yang sangat fenomenal, yaitu merebut enam gelar dalam setahun. Seluruh kompetisi dalam negeri, benua biru, dan level dunia.

Namun permainan mereka anjlok drastis seusai mengantongi Juara Dunia Antar Klub. Dalam dua laga terakhir di Bundesliga, mereka dibekuk Eintracht Frankfurt dengan skor 1-2, dan hanya bermain imbang dengan tim papan bawah Arminia Bielefeld 3-3.

Hal tersebut belum pernah dialami Bayern Munchen dalam 22 pekan laga. Defense Bayern Munchen dengan kipernya Manuel Neuer yang digadang-gadang mirip "Tembok Berlin" namun dapat dibobol 5 gol dari dua laga terakhir, yang dihasilkan dari 8 tendangan.

Itulah mengapa mereka dinilai menjadi hilang kesadaran karena mabuk juara.

Di lain pihak, Lazio ingin menerkam mangsanya dengan memanfaatkan tren buruk tersebut. Inilah kali pertama Lazio berada di babak knock-out Liga Champions, sejak terakhir kalinya pada musim 1999/2000.

Akan tetapi, dengan modal motivasi mempertahankan gelar yang diraihnya musim lalu, Bayern Munchen tak gentar untuk bangkit kembali dari kemabukan mereka.

Benar terjadi, dibawah pimpinan Hans-Dieter Flick, Bayern Muenchen sudah sadar dan bangkit, mereka menggilas " Si Elang Biru" dengan skor meyakinkan 4-1 dalam laga yang digelar di Stadion Olimpico, Roma, Rabu (24/2/2021) dinihari WIB.

Babak pertama berakhir dengan skor 3-0 untuk keunggulan Die Roten lewat gol-gol yang dibuat oleh Leroy Sane, Jamal Musiala, dan Robert Lewandowski.

Babak kedua baru berjalan dua menit, Muenchen memperbesar keunggulannya menjadi 4-0. Umpan silang dari Leroy Sane salah diantisipasi bek Lazio, Francesco Acerbi, yang menyebabkan si kulit bundar malah bergulir ke gawang sendiri.

Adapun Lazio memperkecil ketinggalannya di menit ke 49. Usai menerima operan pelan dari Luis Alberto, Joaquin Correa menaklukkan kiper Muenchen Neuer. Skor berubah menjadi 4-1.

Tiada lagi gol tercipta di sisa waktu yang tersisa. Hingga wasit meniup peluit panjang tanda pertandingan berakhir, skor 4-1 tetap bertahan milik Bayern Munchen.

Tentu saja kemenangan ini menjadi modal yang sangat berharga untuk pasukan Hansi Flick mewujudkan ambisinya mempertahankan gelar juaranya.

"Kami sangat kecewa, kami harus lebih baik lagi nanti,", Rabu (24/2/2021) kepada Football Italia, kata salah seorang pemain Lazio, Lucas Leiva.

Jika di kandang sendiri saja kalah, bagaimana nanti nasib Si Elang Biru melawat ke kandang Muenchen di leg kedua yang digelar pada 17 Maret 2021 nanti?

Sebagai catatan, Bayern Munchen dan Lazio sebelumnya sama-sama tak terkalahkan di fase grup Liga Champions 2020/2021 ini. Bayern Munchen lolos sebagai juara Grup A, sedangkan Si Elang Biru lolos sebagai runner-up mendampingi tim Bundesliga lainnya, Borussia Dortmund.

Menariknya dari duel ini adalah kedua tim memiliki dua bomber pencetak gol terbanyak dari para pemain di lima liga besar Eropa.

Akan tetapi peraih Golden Boot tahun lalu adalah pemain Lazio, Ciro Immobile, yang unggul dua gol dari rival terdekatnya, Robert Lewandowski, Bayern Munchen.

Jika sebelumnya Muenchen kalah dari Eintracht Frankfurt, sedangkan pasukan Simone Inzaghi menang 1-0 di Serie A atas Sampdoria.

Pencetak gol kedua Die Roten dalam laga di atas, Jamal Musiala, dicatat Opta sebagai pemain termuda yang mencetak gol untuk tim Jerman di ajang Liga Champions. Ketika membukukannnya di menit ke 24, pemain asal Inggris itu berusia 17 tahun 363 hari.

Gol itu berawal operan pelan Alphonso Davies ke Leon Goretzka. Goretzka lantas meneruskan si kulit bundar ke Jamal. Jamal melepaskan tembakan dari sedikit di luar garis penalti.

Opta juga mencatat, bermain 27 kali berseragam Die Roten Jamal sudah mengemas empat gol di semua ajang.

Jamal menjadi pemain muda kedua yang berhasil mencetak gol di babak knock-out Liga Champions. Yang pertama adalah Bojan Krkic di perempatfinal 2008. Pada saat itu Krkic menyumbang gol untuk Barcelona ketika berhadapan dengan Schalke O4. Usianya saat itu 17 tahun 217 hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun