Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ditukarkan dengan Rempah-rempah, Uang Kuno Beredar di Nusantara

18 Februari 2021   10:05 Diperbarui: 18 Februari 2021   10:23 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Uang kuno (kompasiana.com/djuliantosusantio)


Setelah sekian abad berlalu, segala sesuatu yang mencirikan sebuah penemuan apakah itu reruntuhan istana, arca, mata uang, dan sebagainya maka itu menjadi sesuatu yang unik dan sangat berharga.

Penemuan-penemuan menandakan setidaknya kita mempunyai warisan sejarah budaya masa lampau, di era keemasan kerajaan masa lampau. Penemuan-penemuan itu bahkan dilindungi oleh undang-undang.

Dulunya bangsa-bangsa dari Eropa dan berbagai belahan dunia lainnya berdatangan ke Nusantara dengan maksud untuk berdagang. Terutamanya Nusantara menjadi magnet karena kaya akan rempah-rempahnya.

Pada abad ke 16 hingga 18 para saudagar dari Eropa, Turki, Persia (sekarang Iran), Arab, Cina, India, dan lain-lain menukarkan mata uang mereka dengan rempah-rempah milik pribumi. Atau dalam istilah sekarang, mereka membeli komoditi.

Orang-orang pribumi dengan demikian mengantongi beberapa macam mata uang asing. Orang Persia menukarkan komoditi pribumi dengan mata uang mereka, Larrins. Orang Arab membawa Dirham atau Dinar.

Sementara mata uang lainnya yang beredar di Nusantara karena dibawa oleh orang-orang asing adalah Real dari Spanyol, Cruzado dari Portugis yang terutama beredar di  Maluku.

Sedangkan mata uang Real diperkenalkan oleh VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie). Mata uang Kongsi Dagang Belanda ini terbuat dari perak.

Sementara itu para pedagang dari Cina membawa dua mata uang yaitu Caixa dan Chien. Kedua mata uang itu beredar luas di Asia Tenggara. "Chien" yang terbuat dari tembaga ini dalam bahasa Cina sendiri bisa diartikan sebagai "uang". Sedangkan Caixa terbuat dari timah hitam.

Sedangkan orang-orang Spanyol mengedarkan mata uang Piaster dan Real di Nusantara.

Kendati dilaporkan adanya beberapa kali penemuan mata uang kuno dari negara asing itu di berbagai penjuru Indonesia, saya yakin hingga kini masih banyak mata-mata uang asing itu yang belum diketemukan.

Bisa jadi uang-uang yang bernilai historis itu terkubur di kedalaman tanah, atau di mana saja. Bagi kolektor uang-uang kuno atau penggemar numismatik, tentu jika diketemukan uang-uang yang bernilai historis sangat tinggi nilainya dan berharga mahal.

Kemahalan suatu mata uang kuno dan yang bernilai historis itu ditentukan oleh kelangkaannya dan semakin lama usia uang itu juga mempengaruhi harga uang itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun