Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Andai Saja Tidak Ada Pencurian Peta Jalur Ini, Belanda Tidak Akan Ada di Nusantara

14 Februari 2021   10:02 Diperbarui: 14 Februari 2021   10:29 1098
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kedatangan orang-orang Belanda ke Nusantara (indonesia.go.id)


Setelah runtuhnya Kesultanan Mataram, pada abad ke 18 Dagang Belanda, VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie) mulai memantapkan jati dirinya sebagai kekuatan ekonomi dan politik di Pulau Jawa. VOC mulai mengembangkan sayapnya untuk campur tangan, bukan saja di sektor ekonomi juga politik pribumi di Pulau Jawa.

Sebenarnya, VOC ini sudah menjadi kekuatan utama dalam perdagangan di Asia sejak tahun 1600-an.

Pada abad-abad seperti itu bangsa-bangsa Eropa banyak melakukan pelayaran ke Asia guna mencari komoditas untuk diperdagangkan. Nusantara saat itu kaya akan rempah-rempah.

Namun, dari semula tujuan berdagang, lama-lama bangsa-bangsa dari benua biru itu mulai muncul menjadi bangsa kolonialis. 

Seandainya tidak terjadi peristiwa ini, mungkin tidak ada yang namanya kaitan Belanda dengan Indonesia yang terhubung secara historis.

Dalam sejarah tercatat, jika Indonesia dikoloni oleh Belanda, Filipina oleh Spanyol, Malaysia, India, Singapura oleh Inggris, Vietnam, Kamboja oleh Perancis, dan sebagainya.

Konon awal munculnya sejarah panjang kolonialisme Belanda di Indonesia ini berawal dari peristiwa berikut.

Sebelum Belanda, ternyata Portugis lebih dahulu berlayar dan melintasi Nusantara untuk mencari rempah-rempah, disusul kemudian oleh Belanda.

Kisahnya berawal dari masa sebelum VOC terbentuk. Pada saat itu negara yang kini dijuluki Kincir Angin itu sudah memiliki Kongsi Dagang yang dinamakan Compagnie van Verre. Compagnie van Verre ini mempunyai tugas mengangkut barang-barang dari Lisbon, Portugis.

Tentu saja Compagnie van Verre itu menerima komisi dari barang-barang yang diangkutnya. Namun lantas relasi antara Belanda dan Portugis memburuk lantaran Portugis bersinergi dengan Spanyol. Belanda tenyata diketahui berseteru dengan Spanyol. 

Relasi antara Portugis dan Belanda pun akhirnya tinggal memori belaka.

Tidak seperti Portugis yang mempunyai peta jalur rempah-rempah, Belanda tidak mempunyai "kompas" tersebut.

Mereka pernah mencoba sendiri mencari komoditas perniagaan itu melalui utara ke Timur Jauh. Alih-alih berhasil apa yang dicari, justru mereka malahan tersesat hingga ke Kutub Utara. Tentu saja di sana mereka kedinginan dan kehabisan bekal.

Sejarah mencatat jika Belanda menduduki Indonesia selama 3,5 abad lamanya. Namun tahukah Anda siapa orang pertama Belanda itu yang menginjakan kaki pertama kalinya di Indonesia, memulai notasi kolonialisme mereka?

Dialah adalah Cornelis de Houtman.

Cikal bakal de Houtman ke Nusantara dapat dinarasikan sebagai berikut. 

Seperti dikatakan di atas Belanda dan Portugis menjalin relasi perdagangan. Pada saat itu, Jan Huygen van Linschoten menjadi penghubung antara Belanda dengan Portugis. Linschoten lantas mencuri peta rute perjalanan komoditi dan rempah-rempah milik Portugis.

Linschoten lalu menyalin "kompas" tersebut untuk disimpan dan diketahui sendiri, atau mungkin untuk berjaga-jaga suatu waktu petunjuk itu diperlukan. Setelahnya dia menjual "kompas" tersebut ke Kongsi Dagang Compagnie van Verre. 

Alhasil, dengan menggunakan peta itulah, Belanda mulai berlayar mencari komoditas rempah-rempah itu.

Jadi, Cornelis de Houtman lah (seperti yang sudah disebutkan di atas) yang pertama di Nusantara, tepatnya di Banten pada tahun 1596. Dia berlayar dengan melewati ujung selatan Afrika.

Namun penduduk Banten menolak kedatangan de Houtman lantaran mereka dianggap kasar dan tidak menghormati tuan rumah, mereka balik lagi.

Dua tahun kemudian, mereka datang lagi ke Nusantara dan kini berhasil menjalin bisnis.

Para ahli sejarah mengatakan rempah-rempah yang paling dicari Belanda adalah lada hitam. Karena lada hitam ini harganya senilai dengan emas di Eropa.

Seperti halnya bangsa-bangsa dari benua biru lainnya berlayar ke Asia dimulai dengan tujuan untuk berdagang lalu menjadi kolonialisme, begitu pun dengan Belanda.

Setelah orang Belanda pertama (de Houtman) yang mencari rempah-rempah di Nusantara, lama-lama Belanda dengan VOC nya mulai memonopoli bisnis rempah-rempah di Indonesia.

Dalam perjalanannya, perlahan-lahan, Belanda juga terjun ke politik, mereka mulai melakukan kolonialisme.

Dari narasi di atas dapat disimpulkan, jika saja tidak ada pencurian peta jalur rempah-rempah dari Portugis tadi, tentu di Indonesia tidak ada yang namanya kolonialisme dari Belanda ya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun