Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Andai Saja Tidak Ada Pencurian Peta Jalur Ini, Belanda Tidak Akan Ada di Nusantara

14 Februari 2021   10:02 Diperbarui: 14 Februari 2021   10:29 1098
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak seperti Portugis yang mempunyai peta jalur rempah-rempah, Belanda tidak mempunyai "kompas" tersebut.

Mereka pernah mencoba sendiri mencari komoditas perniagaan itu melalui utara ke Timur Jauh. Alih-alih berhasil apa yang dicari, justru mereka malahan tersesat hingga ke Kutub Utara. Tentu saja di sana mereka kedinginan dan kehabisan bekal.

Sejarah mencatat jika Belanda menduduki Indonesia selama 3,5 abad lamanya. Namun tahukah Anda siapa orang pertama Belanda itu yang menginjakan kaki pertama kalinya di Indonesia, memulai notasi kolonialisme mereka?

Dialah adalah Cornelis de Houtman.

Cikal bakal de Houtman ke Nusantara dapat dinarasikan sebagai berikut. 

Seperti dikatakan di atas Belanda dan Portugis menjalin relasi perdagangan. Pada saat itu, Jan Huygen van Linschoten menjadi penghubung antara Belanda dengan Portugis. Linschoten lantas mencuri peta rute perjalanan komoditi dan rempah-rempah milik Portugis.

Linschoten lalu menyalin "kompas" tersebut untuk disimpan dan diketahui sendiri, atau mungkin untuk berjaga-jaga suatu waktu petunjuk itu diperlukan. Setelahnya dia menjual "kompas" tersebut ke Kongsi Dagang Compagnie van Verre. 

Alhasil, dengan menggunakan peta itulah, Belanda mulai berlayar mencari komoditas rempah-rempah itu.

Jadi, Cornelis de Houtman lah (seperti yang sudah disebutkan di atas) yang pertama di Nusantara, tepatnya di Banten pada tahun 1596. Dia berlayar dengan melewati ujung selatan Afrika.

Namun penduduk Banten menolak kedatangan de Houtman lantaran mereka dianggap kasar dan tidak menghormati tuan rumah, mereka balik lagi.

Dua tahun kemudian, mereka datang lagi ke Nusantara dan kini berhasil menjalin bisnis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun