Kerajaan Majapahit di Jawa Timur digadang-gadang sebagai kerajaan raksasa dan terbesar yang pernah ada di Nusantara.
Majapahit mencapai masa keemasannya pada masa pemerintahan Hayam Wuruk yang berkuasa kurun 1350-1389. Kekuasaannya bukan saja hampir seluruh Nusantara, namun juga Asia Selatan, bahkan sampai Madagaskar di Afrika Timur.
Bahkan Perdana Menteri nya, Gajah Mada, digadang-gadang sebagai salah satu legendaris dunia yang pernah ada.
Orang besar lainnya yang tersohor dalam sejarah antara lain adalah Kubilai Khan, kaisar Mongol. Pada abad ke 13 Masehi Kubilai Khan memimpin kerajaannya. Wilayah kekuasaan Mongol bahkan mencapai Polandia, Irak, Cina, Rusia, Asia Tengah, dan sebagian Asia Tenggara.
Akan tetapi tahukah Anda, jika Kubilai Khan juga pernah dipecundangi oleh Majapahit?
Seperti biasa, Kubilai Khan belum puas dengan wilayah kekuasaannya saat itu. Dia ingin menginvasi Jawa.
Pada saat itu yang menjadi Raja Singasari adalah Kertanegara. Sebagai tanda takluk kepada Mongol, Kubilai Khan mengirimkan utusannya ke Singasari untuk menarik upeti. Sudah empat kali Kubilai Khan mengirim utusannya itu ke Singasari, masing-masing tahun 1280, 1281, 1286, dan 1289.
Namun ditolak oleh Raja Singasari. Bahkan pada yang terakhir, 1289, bukannya menolak lagi, tapi Kertanegara bahkan menganiaya utusan Kubilai Khan, telinganya juga dipotong.
Hal tersebut tak pelak membuat Kubilai Khan kalap. Kubilai Khan lantas mengirimkan 30.000 tentaranya ke Jawa untuk menggempur Singasari. Namun setelah pasukan Mongol itu tiba di Jawa, Kertanegara sudah tewas terbunuh.
Raden Wijaya (menantu Kertanegara) mengirim utusan kepada rombongan tentara Kubilai Khan di Tuban, di tepi Sungai Brantas, untuk memberitahukan hal tersebut, Kertanegara telah terbunuh.
Memang betul Kertanegara sudah tewas, terbunuh oleh Jayakatwang, Adipati Kediri, yang kecewa atas kepemimpinan Kertanegara
Setelah pembunuhan tersebut, Singasari sempat vakum (tidak ada pemerintahan) dari 18 Mei sampai dengan 15 Juni 1292. Sang pemberontak, Jayakatwang, akhirnya menobatkan dirinya sebagai Raja Singasari dan dialihkan ke kekuasaan Kerajaan Kediri.
Jayakatwang juga mengucilkan keluarga Kertanegara termasuk Raden Wijaya ke Pulau Madura.
Tentu saja karena peristiwa itu, Raden Wijaya sakit hati dan dendam kepada Jayakatwang. Dia mencari cara, strategi untuk membalas dendam kepada Jayakatwang.
Raden Wijaya memang cerdik. Dia memanfaatkan kedatangan tentara Mongol, meminta bantuan kepada mereka untuk menyerang Jayakatwang. Raden Wijaya mengiming-imingi Kubilai Khan akan diberikan dua putri dan Raden Wijaya akan tunduk kepada mereka.
Dengan dibantu juga oleh kerajaan-kerajaan kecil yang tidak suka dengan Jayakatwang, pasukan Raden Wijaya dan Mongol bersatu padu menghancurkan Jayakatwang.
Jayakatwang terbunuh dan tentaranya amburadul bahkan terjun ke Kali Brantas.
Setelah berhasil membalas dendam kepada Jayakatwang, Raden Wijaya mulai menjalankan siasat cerdik selanjutnya.
Sesuai dengan apa yang dijanjikan Raden Wijaya bahwa dia akan takluk kepada Mongol, Raden Wijaya meminta ijin kepada tentara Mongol untuk balik ke Majapahit untuk mempersiapkan upeti. Dalam perjalanannya, Raden Wijaya dikawal dua perwira dan sekitar 200 punggawa.
Namun di tengah perjalanan Raden Wijaya lantas menghabisi tentara Mongol yang mengawalnya.
Setelahnya, Raden Wijaya kemudian menyerang tentara Mongol yang sedang lengah. Mereka sedang menghelat pesta dan berkemah di Canggu dan Daha, merayakan sukacita kemenangan.
Pasukan Mongol kocar-kacir diserang pasukan Raden Wijaya, mereka melarikan diri ke arah laut dalam kejaran punggawa Majapahit. Sebagian lagi tewas.
Empat bulan berada di Jawa, pada 31 Mei 1293 tentara Mongol balik lagi ke Cina, dan tiba di negara yang kini dijuluki Tirai Bambu itu pada 8 Agustus 1293.
Alhasil, Raden Wijaya pun menjadi raja di Majapahit. Dia menjadi raja pertama Kerajaan Majapahit yang berkuasa kurun 1293-1309.
Sebelum Hayam Wuruk, dimana Majapahit mencapai kedigdayaannya, ada dua raja lagi setelah Raden Wijaya, yaitu Jayanagara (1309-1328), dan Tribhuwana Tunggadewi (1328-1350).
Apakah Kubilai Khan tetap diam saja diperdaya oleh Raden Wijaya?
Beberapa sumber menyebutkan jika Kubilai Khan akan mengerahkan 100.000 tentaranya untuk kembali invasi ke Jawa, namun rencana belum terwujud karena Kubilai Khan keburu meninggal.
Patut dicatat, pengiriman pasukan Mongol ke Jawa seperti yang disebutkan di atas, adalah suatu upaya invasi Mongol yang terakhir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H