Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Asal Usul Nama Minangkabau dan "Malin Kundang Anak Durhako"

12 Februari 2021   10:02 Diperbarui: 12 Februari 2021   10:25 1249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Si Malin Kundang dikutuk menjadi batu oleh ibunya (m.tribunnews.com)


"Ah, yang penting mah nasi Padang," Mungkin Anda sering mendengar kalimat itu disebut-sebut oleh seseorang. Padang, ibukota Sumatera Barat memang utamanya terkenal akan masakannya, masakan Padang.

Tak pelak banyak restoran, warung, dan lapak-lapak mudah didapati di seluruh Nusantara ini. 

Dengan rasanya yang khas, sambal ijo, telor balado, perkedel, dan masakan lainnya. Nasi Padang memang sangat digemari oleh semua kalangan. Saya sendiri salah satu penggemarnya.

Orang-orang Padang memang dikenal pula sebagai orang yang banyak merantau, terutama untuk berjualan. Tak heran, mereka mudah ditemui di Nusantara dan menjadi saudagar (pengusaha).

Karena logatnya yang enak didengar, bahasa Minangkabau juga banyak ditiru oleh orang-orang luar. Seperti diketahui, Padang ini berlokasi di Sumatera Barat, dan bahasa mereka adalah Minangkabau.

Dari manakah asal muasal kata "Minangkabau" ini?

Dipersatukan persamaan dalam hal bahasa yang dipergunakan, adat istiadat, kebudayaan, dan agama Islam yang dianut, secara geografis wilayah Minangkabau ini bukan saja di Sumatera Barat, tapi juga meliputi wilayah-wilayah lainnya, seperti Jambi, Sumatera Utara, Bengkulu, Riau, sebagian Aceh. Bahkan sampai ke Negeri Sembilan di Malaysia.

Mereka adalah Minangkabau.

Yolanda Olivia, seorang mahasiswa Universitas Andalas, menulis sebuah artikel tentang asal usul nama dari Minangkabau ini.

Konon kata Minangkabau ini berasal dari kata manang dan kabau. Manang dalam bahasa Indonesia berarti menang, dan kabau adalah kerbau.

Kok bisa begitu?

Asal usul nama Minangkabau itu ada tersirat di Tambo. 

Dulunya Kerajaan Pagaruyung dengan rajanya Adityawarman akan diserang dan ditaklukkan oleh tentara Majapahit dari Jawa.

Kita tahu, Perdana Menteri Gajahmada dari Majapahit terkenal dengan ambisinya untuk memperluas wilayah Majapahit pimpinan Prabu Hayam Wuruk. Banyak sekali wilayah yang ditaklukkan Majapahit terutama aksi dari Gajahmada.

Gajahmada sendiri telah bersumpah tidak akan bersenang-senang dahulu (dengan makan buah Palapa) sebelum seluruh wilayah Nusantara dipersatukan dibawah kekuasaannya.

Gajahmada memang terkenal dalam sejarah, bukan saja di Indonesia, bahkan sampai ke mancanegara, karena kedigdayaannya. Kekuasaan Gajahmada bukan saja menguasai nyaris seluruh wilayah yang disebut dengan Indonesia sekarang ini, tapi juga Asia Selatan, bahkan sampai ke Madagaskar.

Untuk mencegah peperangan, penasehat Adityawarman lalu mengusulkan untuk mengadu kabau (kerbau). Perjanjiannya, jika Majapahit menang dalam adu kerbau itu, maka Pagaruyung akan diserahkan kepada Majapahit. Sedangkan kalau Pagaruyung yang menang maka Majapahit harus balik ke Jawa.

Dan pada kenyataannya, Majapahit kalah, Pagaruyung menang. 

Itulah cikal bakal nama Minangkabau tercipta. Menang Kerbau. Padahal menurut Hikayat Raja-raja Pasai, sebelumnya wilayah itu namanya adalah Pariangan. Bukan Minangkabau seperti yang kita kenal sekarang ini.

Bukti lainnya jika pernah terjadi adu kerbau antara Pagaruyung dengan Majapahit dapat dilihat sekarang dari apa yang dinamakan dengan "Rumah Gadang". Rumah khas bagi masyarakat Minangkabau.

Atap dari Rumah Gadang ini bentuknya adalah tanduk kerbau.

Legenda kisah "Si Malin Kundang Anak Durhaka" ini juga berasal dari Sumatera Barat. 

Malin Kundang adalah anak satu-satunya yang tinggal bersama ibunya. Berangkat remaja, Malin Kundang memutuskan untuk merantau. Dia menumpang sebuah kapal yang memuat para saudagar. Di tengah perjalanan, kapal dirampok, semua barang dagangan dirampas..

Singkat cerita, Malin Kundang terdampar di pantai. Berkat kerja kerasnya, Malin Kundang tumbuh menjadi seorang saudagar yang kaya raya.

Beberapa tahun kemudian, Malin Kundang dan istrinya mengunjungi tempat kelahirannya dulu. Ibunya melihat ciri-ciri anaknya persis sama dengan saudagar kaya raya tersebut.

Akan tetapi Si Malin Kundang sangat marah melihat penampilan perempuan itu yang kotor dan lusuh, dia menolak mengakui perempuan itu ibunya.

Si ibu lalu mengucapkan sumpah serapah, mengutuk Si Malin Kundang menjadi batu.

Setelah Si Malin Kundang kembali berlayar, kapalnya dihantam badai dahsyat. Si Malin Kundang lantas didapati tubuhnya mulai mengering di pantai tempat dia terdampar, dan akhirnya menjadi batu.

Pantai Air Manis dimana Si Malin Kundang tertelungkup menjadi batu, menjadi populer sebagai salah satu destinasi wisata di Sumatera Barat.

Anda berasal dari Minangkabau?

Itu salah satu versi asal kata dari "Minangkabau". Ada versi lainnya?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun