Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Daendels Menerapkan Kerja Paksa? Ternyata Uangnya Dikorupsi Bupati

10 Februari 2021   11:03 Diperbarui: 10 Februari 2021   11:35 26652
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
H.W. Daendels (kompas.com)

Namun yang jelas, setelah kehabisan anggaran, pemerintah kolonial Hindia-Belanda lantas memberlakukan kerja paksa. Kendati pun mereka meminta bantuan kepada para penguasa di Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Siapakah Daendels?

Daendels merupakan Gubernur Jenderal Hindia-Belanda yang ke 36, kurun 5 Januari 1808-15 Mei 1811, atau tiga tahun.

Politikus Belanda itu dilahirkan di Hattem, Belanda, pada 21 Oktober 1762 dan wafat pada 2 Mei 1818 dalam usianya yang 55 tahun di Pantai Emas, Belanda.

Mengapa Daendels sampai menjadi Gubernur Jenderal di Hindia-Belanda? Konon, prakarsa yang mengusulkan Daendels dikirim ke Hindia-Belanda menjadi Gubernur Jenderal di sini, datangnya dari salah satu tokoh paling legendaris dalam sejarah, yaitu Napoleon Bonaparte. Siapa yang tak kenal dengan pemimpin Revolusi Perancis itu?

Kisahnya berawal, pada kurun 1780-1787 Daendels bergabung dengan kelompok para pemberontak di Belanda dan melarikan diri ke Perancis. Di sana Daendels sempat menyaksikan sendiri apa yang disebut dengan Revolusi Perancis yang termasyhur.

Pada tahun 1806 Daendels diminta Raja Belanda, Louis, untuk berbakti lagi kepada Belanda. Dan atas usulan Napoleon Bonaparte, Daendels dikirim ke Hindia-Belanda dan menjadi Gubernur Jenderal.

Itulah cikal bakal H.W. Daendels menjadi Gubernur Hindia-Belanda yang lantas "naik daun" dan memerintahkan pembuatan jalan antara Anyer hingga Panarukan, menghubungkan Jawa Barat sampai ke Jawa Timur.

Beberapa orang hanya mengetahui jika pembuatan jalan raya yang menelan banyak korban jiwa itu dilakukan secara kerja paksa. 

Para bupati dan pejabat lainnya gemuk karena menelan uang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun