Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Selain di Jawa, Bahasa Jawa Digunakan di Mana Saja?

5 Februari 2021   10:05 Diperbarui: 5 Februari 2021   12:46 1353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Orang-orang suku Jawa memiliki keistimewaan tersendiri. Dalam hal bahasa, bahasa Jawa merupakan bahasa daerah yang paling banyak penuturnya. Data BPS 2015, ada lebih dari 700 bahasa daerah tersebar di seluruh Indonesia. Bahasa Jawa sebagai penutur terbanyak sebanyak 84,3 juta orang.

Sedangkan penutur terbanyak kedua adalah bahasa Sunda dengan 42 juta penutur.

Bahasa Jawa ini digunakan sehari-harinya bukan saja di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan DIY Yogyakarta, akan tetapi juga di luar wilayah geografis. Bahasa Jawa juga banyak digunakan di Kalimantan, Sumatera dan Sulawesi.

Bahasa yang termasuk rumpun bahasa Austronesia ini banyak juga digunakan di Suriname, Belanda, dan Malaysia. Juga di Singapura, Kepulauan Cocos, dan Kaledonia Baru.

Dari sudut perkembangannya, bahasa Jawa ini dibagi-bagi dalam bahasa Jawa kuno, bahasa Jawa pertengahan, bahasa Jawa baru, dan bahasa Jawa modern.

Bahasa Jawa baru mulai tumbuh seiring dengan masuknya pengaruh Islam pada abad ke 16 di wilayah utara pantai Jawa. Ketika Mataram bangkit, bahasa Jawa baru ini juga mulai memasuki pedalaman.

Masih pada era Mataram, pada abad ke 17 mulai dikenal adanya bahasa Jawa berdasarkan tingkatannya, yaitu bahasa Jawa Ngoko dan bahasa Jawa Kromo.

Bahasa Jawa digunakan di Suriname (Amerika Selatan) dapat dijelaskan sebagai berikut. Tanggal 1 Juli 1863 sistem perbudakan di dunia mulai dihapuskan. 

Akibatnya perkebunan-perkebunan milik orang Belanda di Suriname tidak ada yang memeliharanya. Lantas pada kurun tahun 1890-1939 Belanda mengirimkan lebih dari 32.000 penduduk Jawa untuk dipekerjakan di perkebunan-perkebunan di Suriname. Suriname dan Indonesia ini sama-sama wilayah kolonial Belanda.

Ditambah lagi, pada saat itu Belanda melihat orang-orang Jawa sangat miskin dan tengah ditempa bencana letusan gunung Merapi. Selain dipekerjakan, tenaga kerja dari Jawa itu juga diberikan tanaman sendiri dan hasilnya menjadi komoditas ekspor utama ke negara-negara Eropa. Komoditas-komoditas yang menjadi andalan ekspor tersebut adalah kopi, cacao, dan tebu.

Setelah Belanda kalah dari Jepang dalam Perang Dunia ke II, hanya sedikit orang-orang Jawa tadi yang kembali ke Indonesia. Sebagian besar mereka menetap di Suriname dan membentuk komunitas.

Hingga saat ini, mereka masih terus memainkan dan memelihara kebudayaan tanah leluhur mereka, termasuk bahasa Jawa yang digunakan dalam percakapan sehari-hari.

Kebudayaan Jawa yang dimaksud itu antara lain tarian Jaran Kepang, ludruk, tayuban, wayang kulit, dan wayang orang.

Penduduk Jawa memang dominan, populasinya bahkan mencapai 40 % dari keseluruhan penduduk Indonesia. Secara prosentase, bahasa Jawa ini 83% nya digunakan di Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur.

Keberadaan bahasa Jawa di Singapura. Lantaran pada tahun 1825 orang-orang Jawa dibawa Belanda ke negara Singa itu untuk dipekerjakan sebagai buruh perkebunan milik Belanda. Orang-orang keturunan Jawa itu kini menetap di Kampong Jawa di tepi Sungai Rochor.

Sedangkan bahasa Jawa digunakan di Kepulauan Cocos karena mayoritas penduduk di sana dulunya berasal dari Jawa dan Melayu.

Di negeri Jiran, bahasa Jawa juga digunakan. Orang-orang Jawa menetap di wilayah Johor sebelah barat. Malaysia.

Orang-orang Jawa juga banyak di Belanda, mereka masih menggunakan bahasa nenek moyang mereka. Di negara Kincir Angin ini banyak naskah-naskah kuno dalam bahasa Jawa yang disimpan di museum-museum di sana.

Bahasa Jawa juga digunakan di Kaledonia Baru. Ibukota negara yang terletak di barat daya Samudera Pasifik itu adalah Noumea.

Tahap terakhir bahasa Jawa dari segi perkembangannya adalah bahasa Jawa modern, yang digunakan sejak abad ke 20. Ciri-ciri bahasa Jawa modern ini antara lain digunakan di media, buku, hingga acara televisi.

Apakah bahasa ibu Anda bahasa Jawa?

Berkaitan dengan Hari Bahasa Ibu Internasional (International Mother Language Day) kekayaan bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai macam bahasa daerah (termasuk bahasa Jawa) harus dilestarikan.

PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa) melalui Sekjennya Kofi Annan menetapkan tanggal 21 Februari sebagai International Mother Language Day. Bahasa Ibu adalah bahasa yang pertama kali dikuasai oleh seorang anak.

Ibu (mother) merupakan sosok yang melahirkan dan paling mengerti dan menyayangi anaknya.

Tanggal 21 Pebruari 1952 terjadi sejumlah pembunuhan terhadap mereka yang mempertahankan bahasa Bangli di Dhaka, Bangladesh. 

Rafiqul Islam, warga negara Bangladesh yang bermukim di Kanada menulis surat pada 9 Januari 1998 kepada Kofi Annan untuk menetapkan HBII, guna melestarikan bahasa-bahasa di dunia dari kepunahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun