Waktu makan kita umumnya dibagi dalam tiga periode, yaitu sarapan pagi, makan siang, dan makan malam.
Jam berapa biasanya Anda makan malam? Penelitian menunjukkan makan malam yang terlalu berdekatan dengan tidur malam berisiko akan menyebabkan obesitas. Terlebih makanan yang dikonsumsi adalah makanan yang tidak sehat, dan makanan berat.
Pola makan tersebut umum terjadi dapat menyebabkan munculnya obesitas dan diabetes. Ini lantaran makanan yang dikonsumsi itu tidak dapat dicerna dengan baik. Dan tentunya juga akan menimbulkan masalah pencernaan.
Pada saat tidur, sistem dalam tubuh akan berhenti bekerja dan dengan demikian tidak dapat mencerna makanan yang Anda konsumsi.
Makan malam lebih awal mempunyai berbagai manfaat untuk kesehatan tubuh. Yaitu mencegah obesitas, memberikan waktu yang lebih lama untuk mencerna, menghindari kenaikan asam lambung, dan mengurangi kecenderungan makan berlebihan.
Sejumlah penelitian menunjukkan makan malam, apalagi dalam porsi yang banyak terkait dengan diabetes dan obesitas.Â
Hal tersebut dikarenakan pankreas tidak bekerja di malam hari. Pankreas beristirahat atau hanya sedikit menghasilkan insulin. Fungsi insulin ini adalah untuk menormalkan kadar glukosa dalam tubuh. Sehingga menimbun lemak.
Dr Hana Kahleova dan rekan-rekannya dari Loma Linda University School of Public Health, California, Amerika Serikat, menemukan kerja pankreas yang paling aktif performanya dalam memproduksi insulin dan proses pencernaan adalah pada pagi hari.
Sedangkan malam hari pankreas malas bekerja.
Strategi yang baik untuk menghindari obesitas berkaitan dengan pola makan adalah sarapan pagi haruslah porsi yang terbesar, makan siang lebih sedikit daripada pagi, dan makan malam lebih sedikit daripada makan siang. Jangan terbalik.
Ingatlah pepatah ini: makan pagi seperti seorang raja, makan siang seperti seorang pangeran, dan makan malam seperti gelandangan. Jadi makan malam haruslah porsi yang terkecil.
Disarankan agar Anda makan malam sebelum jam 7 malam. Makan malam dapat menggemukkan badan dan semakin mendekati waktu tidur, makanan tidak dapat dicerna.
Bahkan Nuri Andarwulan, Direktur Pusat Pengembangan Ilmu Pengetahuan Teknologi Pangan & Pertanian Asia Tenggara (SEAFAST Center) untuk menghindari makanan menjadi lemak, Nuri menganjurkan makan malam dapat dicicil pada jam 3 dan jam 5 sore.
Selain bisa menjadi lemak karena tidak bisa dibakar tubuh, makanan pun tidak bisa dicerna ketika tidur.
Makan malam lebih awal memberi keleluasaan kepada tubuh untuk mencerna makanan yang dikonsumsi.
Makan malam lebih awal juga akan mengurangi kecenderungan seseorang untuk mengonsumsi makanan dengan porsi besar di malam hari. Anda tentu sering merasakannya.
Jika Anda makan lebih awal, misalnya jam 5, perut tidak akan terasa lapar lagi di malam harinya.
Journal of Clinical Endocrinology and Metabolism melaporkan sebuah ujicoba terhadap 20 sukarelawan pria dan wanita. Mereka dibagi dalam 2 kelompok, yaitu yang makan pada jam 6 malam dan yang makan pada jam 10 malam.
Mereka disuruh tidur jam 11 malam dan bangun jam 7 pagi.
Hasilnya mereka yang tidur malam memiliki glukosa yang lebih tinggi ketika bangun tidur. Mereka yang makan malam (jam 10) mempunyai perubahan metabolisme yang memberikan efek yang lebih buruk. Hasil berbeda terlihat kepada mereka yang makan malam lebih awal.
Pada intinya, penelitian itu menemukan makan malam yang mendekati waktu tidur akan mengubah keadaan postprandial yang tumpang tindih dengan waktu siklus tidur tubuh dan mengganggu irama sirkadian alami.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H