Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kata "Indon" Pernah Digunakan Sebelum Dilarang oleh Pemerintah, Kapan?

15 Januari 2021   10:05 Diperbarui: 15 Januari 2021   10:08 3065
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Ternyata perkataan "Indon" yang merupakan singkatan dari "Indonesia" pernah angot disebut-sebut oleh koran-koran di Malaysia. Namun bukan saja di negeri Jiran itu saja, kata "Indon" ditulis. 

Sejumlah penelusuran mendapatkan jika "Indon" juga pernah ditulis di negara-negara seperti Australia, Filipina, bahkan Singapura.

Maksud mereka sebenarnya positif, namun orang-orang Indonesia tetap saja merasa terganggu dengan sebutan itu. 

Jika menyebut kata "Indo" sih saya juga sering mendengarnya. Misalnya WNI yang tinggal di luar negeri, sering mengucapkan itu. "Lebaran nanti saya tidak bisa ke Indo, karena masih ada urusan,". Atau "di Indo kini lagi musim apa?" Atau "kapan ke Indo?" Dan sebagainya.

Seseorang yang berdarah campuran antara Indonesia dan asing, disebut juga dengan Indo.

Tapi kalau menyebut "Indon", orang-orang Indonesia menjadi bingung dan tersinggung jadinya.

Dari tiga negara yang disebutkan di atas (Australia, Filipina,  dan Singapura) hanya Australia yang diprotes pihak Indonesia.

KBRI memprotes tulisan media negeri Kangguru itu, salah satunya yang berjudul "Timor Praises Indon Over Sea Border Talks" yang tayang pada 2 September 2016.

Mereka sebenarnya tidak berkonotasi buruk, bahkan mungkin sebaliknya. Akan tetapi para mahasiswa di Brisbane berunding. Mereka meminta KBRI bertindak lebih jauh bukan hanya sekedar memprotes, akan tetapi menegur media yang lancang tersebut agar kapan-kapan tidak lagi memakai kata "Indon".

Beberapa sumber menyebutkan penggunaan kata "Indon" yang merujuk kepada rakyat dan negara Indonesia ini cukup populer hingga tahun 1960-an. Dalam sejumlah catatan, di dalam negeri didapatkan kata "Indon" ini untuk menyingkat "Indonesia".

Sesudah Indonesia merdeka, kata "Indon" digunakan untuk membedakan dengan "Indo" yang merujuk kepada India. Ada Indo-China, Indo-Iran, Indo-Eropa, Indo-Arya.

Berita Harian terbitan Malaysia tertanggal 31 Maret 1972 memuat berita di halaman depannya dengan judul "Selat Melaka: S'pura, Indon sepakat......"

Sepertinya mereka tidak berkonotasi buruk bahkan sebaliknya, untuk memuat informasi yang benar-benar penting. Dalam kasus hukum, tentu harus diperhatikan benar-benar keadilannya, tidak sembarangan begitu saja menuduh.

Bukan dalam informasi yang penting saja penggunaan kata "Indon" ditulis media massa Malaysia. Kata "Indon" juga ditulis di iklan-iklan produk. Umpamanya "Made in Indon". Atau "sangat disukai di Indon". Dan sebagainya.

Banyaknya dipakai kata "Indon" ini bisa jadi setidaknya terpengaruh oleh sebuah hasil survei yang dilakukan oleh Nestle Malaysia. Nestle ingin mengetahui apakah penggunaan kata "Indon" ini populer dan potensial dalam mendongkrak penjualan produk-produknya atau tidak?

Survei yang dilakukan kepada mereka yang berusia 15-29 tahun itu menghasilkan tenyata kata "Indon" sangat populer dan dapat meningkatkan pemasaran.

Cepatnya perkembangan internet dunia, termasuk Indonesia, mempengaruhi pandangan kaum intelektual di Indonesia untuk tidak menyingkat penggunaan Indonesia. Sejak tahun 2006 pemerintah secara resmi melarang dan menentang pemakaian kata "Indon" baik di dalam dan luar negeri.

Terkait dengan itu, pada tahun 2006, pihak KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia) di Kuala Lumpur menjalankan salah satu tugasnya. KBRI Malaysia memprotes.

Media-media terbitan Malaysia dilarang untuk menggunakan lagi kata "Indon". Apapun alasannya.

Selain itu, pemerintah Indonesia pun melayangkan protesnya ke Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta untuk tidak menggunakan lagi kata "Indon". Protes itu dilayangkan pada 13 Mei 2007.

Apa yang terjadi kemudian, pemerintah Malaysia, melalui Kementerian Penerangan nya, mengeluarkan keputusan secara resmi terhitung mulai tanggal 24 Mei 2007 media-media massa di negeri Jiran melarang penggunaan kata"Indon", merujuk kepada "Indonesia".

Generasi senior dan milenial kita tentu sudah paham pada logat Melayu yang diucapkan dalam Bahasa Malaysia. Kendati demikian kita dapat mengerti maksud mereka. Begitu pun sebaliknya, orang-orang Malaysia mengerti dan paham Bahasa Indonesia. Satu rumpun bahasa dan negara Melayu.

Saat ini film dari Negeri Jiran "Upin dan Ipin" yang tayang setiap hari di MNCTV sangat digemari para penonton di tanah air. Dua bocah kecil yang lincah dan berkepala plontos. Tidak sedikit orang-orang Indonesia tertarik dan mengucapkan logat Melayu Malaysia.

Akan tetapi orang Malaysia kurang mengetahui jika kata "Indon" dalam bahasa Melayu Pontianak artinya "pelacur". Berkonotasi negatif tentunya "Indon" ini. Dan itu bisa dianggap sebagai penghinaan dan ejekan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun