Andai saja dulu Timor Leste (dulu Timor Timur) tetap NKRI, nasibnya tidak seperti sekarang ini.
Seperti yang kita lihat sekarang ini, seluruh propinsi di Nusantara sekarang ini hidup sejahtera, karena kehidupan mereka mendapatkan perhatian dari pemerintah.Â
Timor Leste, yang berbatasan dengan NTT, kini dikabarkan menjadi salah satu negara termiskin di dunia. Rilis teranyar UNDP (United Nations Development Programme) menempatkan "Si Anak Hilang" di peringkat ke 152 dari 162 negara termiskin di dunia.
Bahkan dalam kelaparan, Global Hunger Index menempatkan Timor Leste sebagai negara terlapar di dunia setelah Chad di Afrika Tengah.
Timor Timur boleh berbangga hati karena berhasil mewujudkan mimpinya untuk menjadi sebuah wilayah yang merdeka. Bumi Lorosae secara resmi menjadi sebuah negara pada 20 Mei 2002.
Bumi Lorosae memang lambat menikmati dunia. Mereka selalu berada dalam kegelapan sejak abad ke-16 dijajah oleh bangsa Portugis.
Setelah melakukan perlawanan, Fretilin akhirnya mendeklarasikan kemerdekaan mereka pada 28 Nopember 1975. Belum ada pemerintahan, Indonesia mencuri kesempatan itu.
9 hari kemudian, pasukan Indonesia mulai terjun ke Timor Timur dengan maksud untuk invasi dan mengklaim jika "Si Anak Hilang" adalah bagiannya. Hal ini sangat dimaklumi.
"Si Anak Hilang" adalah julukan yang diberikan Presiden RI ke-2 Soeharto merujuk kepada Timor Timur yang dikoloni Portugis, sementara bagian Indonesia lainnya dipengaruhi Belanda.
Dunia internasional mengklaim genosida terhadap rakyat Timor Timur dimana lebih dari 200.000 jiwa melayang sebagai genosida terburuk di abad ke- 20. Selain karena peperangan, ditambah lagi karena kelaparan dan penyakit.
Dalam menjadikan Timor Timur menjadi propinsi ke-27 tentunya terjadi peperangan antara militer Indonesia yang juga didukung mereka yang pro melawan Fretilin.