Dalam tayangan televisi jelas Maradona menggunakan tangan. Namun anehnya wasit asal Tunisia Ali bin Nasser mengesahkan gol itu. Inggris pun tersingkir dengan skor 1-2.
Di semifinal Tim Tango mengalahkan Belgia dengan 2-0. Dan akhirnya Maradona dkk keluar sebagai juara setelah di final mengalahkan Jerman Barat dengan skor 3-2.
Ini adalah kali kedua Argentina juara setelah sebelumnya mereka juara di tahun 1968 pada era Mario Kempes.
Sejak itu nama Maradona kian diidolakan para penggemarnya di seluruh dunia.
Steve Hodge menjadi orang yang beruntung karena pada akhir pertandingan, dia bertukar kaos dengan Maradona. Pada fase penyisihan di Piala Dunia Mexico itu Steve Hodge cukup berperan untuk The Three Lions. Dia memberikan assist untuk Glenn Hoddle yang menjebol gawang Paraguay.
Kaos Maradona yang bernomor punggung 10 itu sempat dipajang di The National Football Museum di Manchester, Inggris.Â
Kepada BBC, Steve Hodge mengatakan dia sudah memiliki kaos itu selama 34 tahun tak sedikit pun keinginan untuk menjualnya.
"Ada kabar yang memberitakan jika saya akan menjual kaos ini. Itu tidak benar. Ada yang menawar satu bahkan dua juta. Saya tidak punya niat sama sekali untuk menjualnya," kata Steve Hodge, yang kini berusia 58 tahun.
Dalam buku otobiografinya "The Man With Maradona's Shirt" Steve Hodge menjadi saksi hidup gol kedua yang diciptakan Maradona dari skor 2-1 yang menjadikan Tiga Singa terhenti di perempatfinal.
Hodge menulis betapa dia mati-matian berupaya menghadang laju Maradona. Ada kritikan yang menuduh Hodge pasrah.
"Tidak ada udara di paru-paru saya, jika Anda seperti saya, Anda pasti paham," jawab Hodge.