Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Sejalan dengan Bergulirnya Sejarah, Bahasa Jawa Dipakai di Mana Saja?

27 Desember 2020   10:05 Diperbarui: 27 Desember 2020   14:07 700
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan yang mempersatukan suku-suku di Indonesia. Jika tidak bahasa Indonesia yang disebutkan di UUD 45 sebagai bahasa persatuan, apa jadinya suku-suku di Indonesia saling berkomunikasi satu sama lain sebagai sebuah saudara sendiri?

Sumber menyebutkan di Indonesia ada 718 bahasa daerah. Kendati Bahasa Indonesia digunakan dan dipahami oleh lebih dari 90 persen populasi, akan tetapi Bahasa Indonesia mayoritas bukanlah bahasa ibu bagi para penuturnya.

Bahasa ibu mereka adalah salah satu dari bahasa daerah itu atau bahasa-bahasa lainnya, seperti Cina, Arab, India, Inggris, Belanda, dan sebagainya.

BPS (Biro Pusat Statistik) tahun 2015 menyebutkan ada 14 bahasa daerah dengan penutur terbanyak, lebih dari 1.000.000 juta orang.

Orang-orang Jawa boleh bermegah diri karena BPS menyebutkan bahasa Jawa adalah bahasa daerah dengan penutur terbanyak dengan 84,4 juta orang. Sedangkan tempat kedua diduduki oleh bahasa Sunda dengan 42,1 juta orang.

Sedangkan di posisi ke 14 adalah bahasa Gorontalo dengan 1 juta orang.

Di sini kita akan memperbincangkan bahasa Jawa. Bahasa Jawa ini selain digunakan di Jawa Tengah dan Jawa Timur, juga dipakai di propinsi Indonesia lainnya, seperti di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. 

Bahasa Jawa juga dipergunakan di luar negeri. Di Suriname, Belanda, Malaysia, Singapura, Kaledonia Baru, dan Kepulauan Cocos.

Sebab musababnya lantaran mereka menyebar dan bermigrasi ke wilayah-wilayah tersebut dengan latar belakang sejarahnya masing-masing.

Linguis (ahli bahasa) mengatakan bahasa Jawa adalah rumpun bahasa Austronesia dengan penutur terbanyak. Linguis mengatakan Austronesia ini berawal dari Kepulauan Formosa (Taiwan), lalu dibawa ke Filipina, menyebar ke Nusantara, sampai ke timur.

Di Indonesia, bahasa Jawa 83 persennya digunakan di wilayah-wilayah Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur.

Pada kurun 1890-1939 sekitar 75.000 orang-orang Jawa diangkut ke Suriname oleh Belanda untuk dipekerjakan terutama di perkebunan-perkebunan meneer Belanda. Karena Suriname juga sama-sama wilayah kolonial mereka.

Awal mula Belanda mengangkut orang-orang Jawa itu karena pada saat itu banyak bencana yang melanda wilayah Jawa karena letusan gunung Merapi. Belanda juga melihat mereka sangat miskin dan kekurangan pangan.

Alasan lainnya, sebelum itu ada atau mulai dihapuskannya sistem perbudakan. Sehingga perkebunan-perkebunan milik meneer-meneer di Suriname terbengkalai dan tidak ada yang mengurus.

Setelah Belanda kalah dari Jepang pada Perang Dunia ke II, banyak dari orang-orang Jawa itu tidak dipulangkan ke tanah air sehingga mereka menetap di sana dan membentuk komunitas.

Hingga kini kebudayaan Jawa masih belum pudar, dan bahasa Jawa dipergunakan untuk percakapan sehari-hari.

Orang-orang Jawa menjadi populasi mayoritas di Suriname, bersatu membentuk populasi dan negara dengan etnis-etnis lainnya yang berdatangan ke negara Amerika Latin itu dengan latar belakang sejarah masing-masing.

Di antaranya Hindustani, Kreol, Marun dan etnis-etnis lainnya. Dari segi agama, Islam berpopulasi 13,5 persen, nampaknya banyak yang dipeluk etnis Jawa. Lainnya adalah 40,7 persen Kristen, Hindu 19,9 persen dan lainnya.

Di Belanda, jelas, karena negeri kincir angin itu melekat budaya Jawa, banyak juga naskah-naskah kuno dalam bahasa Jawa yang disimpan di museum-museum di sana.

Di Malaysia, orang Jawa terutama digunakan dan bermukim di wilayah Johor sebelah barat.

Bahasa Jawa digunakan sehari-hari di Kepulauan Cocos. Karena wilayah yang terletak di Samudera Hindia itu mayoritas penduduknya berasal dari Jawa dan Melayu.

Di Kaledonia Baru, negara mantan kolonial Perancis, selain menggunakan bahasa Perancis, populasi di negara yang beribukota Noumea itu memakai bahasa Jawa. New Caledonia ini berlokasi di sebelah barat daya Samudera Pasifik yang tergolong dalam sub benua Melanesia.

Pada tahun 1825 pemerintah kolonial Hindia Belanda membawa orang-orang Jawa ke Singapura untuk dipekerjakan sebagai buruh perkebunan. Di negara singa itu ada kampung namanya Kampong Jawa dimana orang-orang Jawa menetap di tepi Sungai Rochor.

Dalam perkembangannya, Bahasa Jawa Kuno dan Bahasa Jawa Pertengahan tidak lagi dipakai setelah abad ke 15, namun dalam kesempatan tertentu, Kuno dan Pertengahan masih digunakan di Bali untuk ritual keagamaan.

Bahasa Jawa Baru mulai berkembang seiring dengan masuknya pengaruh Islam di wilayah pantai utara pada abad ke 16 dimana pada masa itu populasi Jawa mulai memeluk agama Islam.

Seiring kebangkitan Mataram pada abad ke 17, bahasa Jawa juga mulai memasuki wilayah pedalaman dan mulai dikenal adanya bahasa Ngoko dan Krama.

Sedangkan bahasa Jawa modern mulai digunakan sejak abad ke 20.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun