Berbagai acara digelar untuk merayakan hari kelahiran Yesus Kristus yang jatuh pada setiap tanggal 25 Desember setiap tahunnya.
Di Inggris, negara yang "gila bola" justru meramaikan hari-hari libur Natal dan Tahun Baru dengan pagelaran sepakbola maraton yang disebut juga dengan "Boxing Day".
Unik dan Inggris bahkan dikecam sebagai tidak berperikemanusiaan, karena di saat di negara-negara lainnya sekitar Natal dan Tahun Baru adalah hari libur dengan merayakannya bersama keluarga atau handai taulan, di Inggris justru diadakan laga sepakbola yang ketat.
Otoritas sepakbola Inggris beralasan laga ini adalah untuk memberikan kado Natal bagi para fans sepakbola suatu tim, jika tim kesayangan mereka itu memperoleh kemenangan.
"Boxing Day" ini biasanya dirayakan satu hari setelah Hari Natal, atau tanggal 26 Desember.
Boxing berasal dari kata box yang artinya kotak. Tanggal 26 Desember yang adalah hari libur, para tuan atau bos memberikan kado Natal yang dibungkus di dalam box untuk para pelayan atau pekerja yang selama setahun sudah setia melayani sang tuan.
Itulah asal mula Boxing Day yang di Inggris dimeriahkan oleh laga sepakbola yang padat.
Hingga kini Boxing Day masih menjadi tradisi dan dirayakan bukan saja di Inggris Raya, tetapi juga di negara-negara persemakmuran lainnya seperti Australia, Kanada, Hongkong, Afrika Selatan, Selandia Baru, Malta, dan Jamaika.
Ada kisah dan sejarah lainnya terkait Natal dan sepakbola ini.
Ternyata Natal melupakan sejenak ketidakamanan lantaran kekhawatiran pada saat-saat menghadapi berkecamuknya Perang Dunia ke 1. Dalam sejarah, Perang Dunia ke 1 ini berkecamuk dari tanggal 28 Juli 1914-11 Nopember 1918.
Dinamakan Perang Dunia karena perang ini melibatkan seluruh dunia. Beberapa saat setelah meletus, menjelang hari Natal 25 Desember 1914, tiga negara yaitu Inggris, Jerman, dan Perancis berembug di wilayah yang dinamakan Flanders Field di Belgia.