Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Seandainya Hubungan Diplomatik Antara Indonesia dan Israel Terjalin, Kapan?

20 Desember 2020   09:04 Diperbarui: 20 Desember 2020   09:21 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Retno Marsudi menegaskan sejauh ini belum ada niat Indonesia membuka hubungan diplomatik dengan Yahudi. Sangat tak terbatas?

Sampai adanya jaminan kemerdekaan Palestina yang berdaulat.

Sampai kapan Palestina dapat berdiri sendiri?

Sangat sulit. Sebenarnya ini adalah momen yang tepat Indonesia membuka pintu, seperti yang sudah dilakukan negara-negara Islam lainnya. Indonesia seharusnya mengambil kesempatan ini, sebagai mediator. "Tapi peran mediator ini justru diambil oleh Amerika Serikat," kata Rijkers.

Rijkers menyarankan Indonesia berada di gerbong yang sama dengan dengan negara-negara Islam lainnya yang sudah membuka pintu ke arah pembentukan geopolitik dunia yang baru.

Berlainan dengan Rijkers, komunitas Yahudi di Indonesia masih mengambil sikap mendukung apa yang diputuskan pemerintah Indonesia yang belum mau membuka pintu bagi Israel.

Tokoh komunitas Yahudi Indonesia, Yaakov Baruch, menjelaskan mengapa pihaknya mendukung sikap pemerintah.

Menurutnya, soal membuka pintu dengan Israel diserahkan saja ke masyarakat, bagaimana ke depannya. Pihaknya hanya ingin beribadah dengan damai serta menghapus anggapan anti Yahudi di Indonesia.

Sebagai warga negara yang baik, mereka turut mendukung apa keputusan pemerintah.

Rabi Yaakov Baruch merupakan pemimpin Gereja Jemaat Yahudi di Sinagog Shaar Hashamayin, Tondano, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara.

"Eksistensi kami adalah WNI. Kami bukan bagian dari asing. Pemerintah lokal di sini mendukung dengan baik, dengan satu-satunya Sinagog," kata Baruch.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun